Kamis, 08 Maret 2018

MENGATAASI JAM KARET DI NDONESIA UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN WAKTU


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, atas izin dan karunia-Nya yang memberikan kelancaran penulis agar dapat membuat makalah tentang Mengatasi Jam Karet Di Indonesia Untuk Meningkatkan Disiplin Waktu yang diberikan Dosen mata kuliah Widya Mwat Yasa Bapak Sugiyanto, Drs.MM. Sholawat serta salam marilah kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini.
Secara umum makalah ini berisi tentang penyebab-penyebab jam karet, dampak jam karet dan solusi untuk mengatasi atau menghilangkan budaya jam karet yang ada di Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan waktu sehingga makalah ini bisa terselesaikan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan pada pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 12 Oktober 2015

Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB  I  PENDAHULUAN……………………………………........................................ 1..
1.1 Latar Belakang…………………………………........................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………….......................................................... 1
 1.3Tujuan Penulisan………................................................................................................ 2
BAB  II  LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN………………………............... 3
2.1 Landasan Teori.............................................................................................................. 3
2.2 Pembahasan................................................................................................................... 4
BAB III  PENUTUP…………………………………..................................................... 14
3.1 Kesimpulan…………………………………….......................................................... 14
3.2 Saran............................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………........... 15


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang Masalah
Disiplin waktu adalah kegiatan yang dilakukan secara teratur sesuai waktu yang kita miliki,maksudnya  sebagai mahasiswa harus bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah bisa menggunakan waktu dengan baik. Akan  tetapi kenyataanya masih banyak diantara kita tidak bisa menghargai waktu, suka menunda-nunda bahkan membuang-buang waktu  untuk hal yang tidak bermanfaat. Bahkan negara kita Indonesia dikenal oleh bangsa asing sebagai bangsa yang lelet dan suka terlambat.
Bangsa Indonesia  mempunyai kebiasaan atau bisa disebut budaya yang tidak bisa kita tinggalkan. Bangsa kita adalah bangsa yang berbudaya. Banyak budaya yang membuat nama bangsa indonesia terkenal di dunia. Budaya kesenian  tradisional banyak sekali berasal dari berbagai suku di negara kita. Namun, ada sebuah budaya yang tidak berasal dari suku manapun, yakni budaya yang berasal dari diri kita sendiri yaitu: budaya terlambat biasa disebut dengan sebutan  "ngaret". Istilah "ngaret" tampak sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari.Namun kenyataannya hal tersebut sangat merugikan kita semua.Herannya masih ada saja di antara kita yang mempunyai hobby ngaret. Dari berbagai level sosial, ekonomi dan pendidikan, ngaret sudah menjadi sebuah penyakit yang tampak  disukai  namun juga sangat dibenci.
Berdasarkan kebiasaan masyarakat di Indonesia yang sering terlambat maka makalah ini akan membahas tentang fenomena Budaya Ngaret yang terjadi di Indonesia dan bagaimana cara mengatasinya.
1.2     Rumusan Masalah
Makalah ini membahas rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apakah yang dimaksud dengan jam karet?
2.      Apakah yang dimaksud dengan disiplin waktu?
3.      Apakah penyebab orang Indonesia sering ngaret atau tidak tepat waktu?
4.      Apa sajakah dampak yang dapat ditimbulkan dari budaya ngaret yang semakin marak di lingkungan masyarakat?
5.      Bagaimana cara mengatasi jam karet untuk meningkatkan disiplin waktu?
1.3    Tujuan Penulisan
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Widya Mwat Yasa dari dosen pengampu Sugiyanto Drs.MM, Makalah ini juga mempunyai tujuan sebagai berikut :
1.      Mengidentifikasikan penyebab orang Indonesia sering ngaret atau tidak tepat waktu.
2.      Mendiskripsikan apa saja dampak yang ditimbulkan dari budaya ngaret yang semakin marak di lingkungan masyarakat.
3.      Mengidentifikasikan solusi yang harus harus dilakukan untuk memberantas kebiasaan buruk budaya ngaret di Indonesia.


BAB II
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1 LANDASAN TEORI
Ø  Jam Karet
Ngaret adalah istilah bagi ketidaktepatan waktu, atau dengan kata lain terlambat karena mengulur-ulur waktu atau malas. Jam adalah penunjuk waktu, sangat tegas dan nyata namun kalau waktu bisa difleksibelkan, molor sebagaimana karet, itulah dinamakan jam karet atau Ngaret.
            Menurut Wikipedia jam karet adalah istilah yang merujuk kepada konsep "elastisitas" waktu, di mana sebuah waktu yang telah ditentukan bukan merupakan sesuatu yang pasti, melainkan sesuatu yang dapat dapat diundur (dianalogikan dengan direnggangkan seperti karet) sehingga lebih bersifat sebagai penanda suatu jangka masa yang berkisar pada waktu tersebut.
            Secara sederhana jam karet adalah sebutan bagi suatu acara atau kedatangan seseorang yang tidak tepat waktu atau mengulur waktu sehingga melebihi waktu yang telah ditentukan.
Ø  Disiplin waktu
disiplin asal kata dari bahasa belanda discipline yang artinya ; patuh, taat. Disiplin waktu berarti dapat melakukan sesuatu secara tepat waktu, tidak ditunda-tunda kecuali jika benar-benar harus ditunda.Misalnya yaitu datang kuliah tepat waktu atau bahkan beberapa menit sebelu kuliah dimulai.
2.2 PEMBAHASAN
Kebiasaan terlambat memang bukan hal yang aneh lagi di lingkungan kita dan biasanya kita sangat akrab dengan istilah “jam karet”. Mengatasi sebuah kebiasan buruk untuk diri sendiri itu sangat sulit apalagi kebiasaan itu dilakukan oleh banyak orang atau sebuah kelompok.Salah satu kebiasaan buruk yang sulit diubah oleh masyarakat Indonesia, yaitu menghilangkan kebiasaan sering datang terlambat atau biasa disebut “ngaret”.Kenapa menyebutkan Negara?Kenapa bukan perorangan saja?Karena hal ini tidak bisa dipungkiri lagi, sebagian besar masyarakat Indonesia kurang menanamkan disiplin, terutama dalam hal pengguaan waktu.
A.       Penyebab Orang Indonesia Sering Tidak Tepat Waktu
Jika ditanya apakah anda sudah pernah terlambat / telat, pasti jawabannya "Ya". Entah apapun telat itu, mulai dari telat makan, telat tidur, telat sekolah,telat ke kantor, telat janjian, telat rapat, dan telat telat yang lainnya. Kita pasti pernah mengalaminya atau mungkin malah sering melakukannya.Miris jika dikatakan secara gamblang, memang sangat tragis dimana suatu perbuatan yang bisa dikatakan "negatif" justru sangat booming disini.Dari sekian banyak orang, mungkin hanya segelintir orang yang benar benar menyikapi dan memerangi telat, ya mungkin hanya orang orang yang mendapatkan pencerahan dan bersikap kritis mengenai budaya di negara ini. Inilah Indonesia, Negaraku tercinta nan indah, dan yang sangat disayangkan adalah budaya ngaretnya yang sangat luarbiasa. Apakah seperti inikah cerminan bangsa agraris di negeri ini ?



Berikut adalah penyebab yang menjadikan budaya jam karet ini sulit dihilangkan dari kehidupan kita:
1. Orang-Orang Suka Menunda.
Suka menunda adalah penyebab utama dari budaya jam karet ini. Tak bisa dipungkiri, ada cukup banyak orang yang kerap menunda melakukan sesuatu. Misalnya menunda pertemuan, tentu saja hal semacam ini akan mempengaruhi waktu orang lain. Dan jika waktu seseorang sudah terganggu maka dampaknya bisa meluas ke berbagai hal lain. Mau tak mau, keterlambatan akan sering terjadi. Dan jadilah jam karet.
2. Orang-Orang Menganggap Bahwa Jam Karet Sudah Jadi Budaya.
Banyak orang yang merasa bahwa buat apa datang cepat, toh akhirnya acaranya pasti molor. Kira-kira begitulah persepsi sebagian orang, mereka menjadi malas datang tepat waktu (datang cepat) karena mereka meyakini bahwa biasanya acara akan jadi molor. Dari jam 9 jadi jam 9.30, dari jam 10 jadi jam 10.45 dan seterusnya. Dan kebiasaan ini sudah jadihabits, sudah jadi kebiasaan, jadi mau tak mau jelas tidak mudah untuk dihilangkan.
3. Kebiasaan Memaklumi Keadaan.
Di Indonesia bukanlah hal yang tabuh untuk memaklumi sesuatu, misalnya seseorang terlambat ke kantor. Lalu ia ditanya oleh atasannya,kenapa kamu terlambat? Macet Pak.
Ya hal semacam ini tidaklah asing bagi sebagian orang.Akan selalu ada saja alasan agar kita dimaklumi.Kebiasaan memaklumi ini jika terlalu sering dan lama maka menjadi tidaklah baik. Pemakluman yang terlalu sering akan mengakibatkan kita kurang tegas, dan kalau tidak tegas disiplin pun jadi susah untuk diterapkan. Alhasil imbas nya adalah kebiasaan jamkaret menjadi kerap dimaklumi oleh orang-orang.

4. Kurangnya Kesadaran Masyarakat Akan Arti Disiplin.
Anehnya setiap kegiatan ataupun acara di Indonesia itu pasti: telat, molor, fleksibel. Banyak kegiatan yang akhirnya ditunda karena pihak pihak yang bersangkutan telat atau lebih tepatnya Ngaret.Dengan merebaknya budaya ngaret dan telat sudah menjadi cerminan buruknya tingkat kedisiplinan menghargai waktu para warga di Indonesia. Bahkan kalau bisa dikatakan mungkin Indonesia adalah negara dengan budaya ngaret yang sudah mendarah daging karena menurut beberapa artikel negara- negara di luar sana justru sangat menjunjung tinggi kedisiplinan dan ketepatan waktu. Kedisiplinan memang hal yang harus dibudayakan bukan malah telat atau ngaret yang justru dilestarikan.Butuh adanya kesadaran diri untuk disiplin dan tertib. Disiplin bukan tentang kepentingan orang lain akan tetapi justru kepentingan diri sendiri, dengan disiplin akan membuat hidup teratur dan berkesinambungan..Jika sudah membuat janji pada waktu tertentu maka usahakan sebisa mungkin untuk tidak telat atau On Time.
5. Kurangnya Kesadaran Menghargai Waktu.
Sebagaimana kita ketahui dengan baik, banyak orang sukses di dunia ini lahir karena dapat memanfaatkan waktu dengan baik.Bagi sebagian orang memanfaatkan waktu adalah hal sangat penting untuk diterapkan, namun lebih banyak orang secara kenyataannya tidak bisa menghargai waktu dengan baik.Jika kita salah satu orang yang sudah bisa menghargai waktu maka tetap terus pertahankan dan kembangkan.Tapi jika kita tipikal orang yang belum dapat memanfaatkan waktu dengan baik, maka sebaiknya segeralah merubah kebiasaan yang jelek tersebut.
Banyak hal yang dapat kita capai jika kita dapat memanfaatkan waktu.Secara teori mungkin sudah banyak orang yang mengetahui bahwa menghargai waktu itu adalah sangat penting dan merupakan salah satu kunci keberhasilan yang sangat vital peranannya.
B.     Dampak yang Ditimbulkan dari Jam Karet
Budaya jam karet tentunya dapat menyebabkan dampak yang buruk bagi diri sendiri maupun orang lain, berikut ini adalah beberapa dampak dari budaya jam karet :
1.  Rencana yang akan dilakukan menjadi berantakan.                    
Penundaan penundaan serta penguluran waktu yang dilakukan ketika ngaret jelas akan merusak schedule yang telah dibuat selanjutnya.Contohnya adalah suatu acara yang sudah dijadwalkan akan berlangsung dua jam dari jam 10 sampai jam 12. Kemudian rapat tersebut tertunda setengah jam karena peserta rapat banyak yang datang terlambat. Dengan asumsi rapat tetap dua jam serta waktu istirahat jam 12, maka telah terjadi pemborosan waktu, tenaga dan sumber daya listrik yang dikali setengah jam. Dengan asumsi rapat diakhiri jam 12, maka telah terjadi inefisiensi dalam pembahasan materi rapat yang cenderung akan dibahas secara tergesa-gesa karena kurangnya waktu. Inefisiensi juga akan terjadi pada rentetan kegiatan berikutnya karena keterlambatan rapat tersebut.
3. Mengecewakan dan Membosankan Pihak Lain
Orang lain bisa menjadi kecewa, marah, bosan dengan tingkah kita yang tidak bisa memanfaatkan dengan baik dalam hal penggunaan waktu. Apabila orang sudah  merasa dikecewakan  maka akan susah bagi orang itu untuk mempercayai kita lagi.
4.  Mencemarkan Diri Sendiri dan Nama Baik Bangsa
Jika kita sering ngaret maka kita akan di cap sebagai seseorang yang tidak bisa tepat waktu. Bayangkan jika ini terjadi pada sebagian besar masyarakat Indonesia, bangsa kita juga akan dicap sebagai bangsa yang memiliki kebiasaan / budaya ngaret.


C.     Solusi Untuk Mengatasi Jam Karet Di Indonesia Untuk meningkatkan Disiplin Waktu
Disiplin waktu berarti dapat melakukan sesuatu secara tepat waktu, tidak ditunda-tunda kecuali jika benar-benar harus ditunda, jika tetap menggunakan jam karet atau mempertahankan budaya ngaret tersebut kita akan semakin jauh dari kata disiplin.
Disiplin memang tidak menjamin seseorang menjadi orang yang sukses, tetapi tidak ada orang sukses tanpa kedisiplinan.Termasuk dalam hal penggunaan waktu.Salah satu cara terbaik agar kita dapat dengan benar menghargai waktusupaya tidak terus-terusan ngaret atau terlambat adalah dengan membuat jadwaldari aktivitas yang akan direncanakan dilakukan. Di-era sekarang sudah canggih dan sudah banyak berbagai macam fasilitas untuk menyusun suatu jadwal yang kita inginkan seperti PDA, komputer dan masih banyak jenis alat penunjang lainnya.Tapi sayangnya jadwal yang telah kita buat dengan rapi tersebut terkadang masih sering meleset atau tidak berjalan dengan baik.
Untuk dapat mengatasi masalah kebiasaan buruk budaya ngaret ini diperlukan kesadaran seseorang untuk dapat memanfaatkan waktu dengan baik.Berikut beberapa tips agar Anda tidak lagi datang terlambat, seperti dilansir dari Huffington Post.
1.  Perhitungkan waktu mobilisasi Anda
Di Jakarta, sebenarnya macet tidak bisa dijadikan alasan, sebab macet bukan kejadian luar biasa lagi, tapi sudah menjadi rutinitas. Jadi, jika Anda masih menjadikan macet sebagai alasan keterlambatan Anda, itu berarti Anda tidak memperhitungkan mobilisasi Anda.
Sebelum pergi ke suatu tempat, Anda bisa memperhitungkan jarak antara rumah Anda dengan tempat tersebut. Apalagi jika tempat itu rutin Anda kunjungi sehari-hari, seperti pergi ke kantor, seharusnya perhitungan Anda bisa lebih tepat.
Lain lagi jika Anda mengunjungi tempat baru.Anda bisa menggunakan peta pada gadget Anda untuk mendapatkan petunjuk jalan sekaligus memperhitungkan waktu perjalanan Anda.Dengan kemajuan teknologi, seharusnya keterlambatan dapat dikurangi.
2. Hilangkan stigma 'saya bisa mempersiapkan diri lebih cepat'
Setiap pagi pasti ada saja saat ketika Anda ingin tidur lebih lama.Akibatnya, Anda pun mengabaikan alarm yang sudah disetel sebelumnya agar tak telat bangun. Dalam benak pasti terpikir, Anda bisa melakukan segala sesuatunya dengan cepat nanti, sehingga Anda tidak akan terlambat. Tapi ternyata, pemikiran Anda tak pernah benar-benar terjadi dan malah membuat Anda panik.Perhitungkanlah waktu bangun tidur dan waktu yang Anda butuhkan untuk bersiap-siap.Anda juga dapat mempersiapkan kebutuhan Anda di pagi hari sebelum tidur agar tidak terburu-buru saat pagi datang. 
3. Ubah pola pikir dan kebiasaan
Yang sering terjadi adalah, Anda mendapat undangan acara jam lima sore, lantas Anda baru berangkat jam lima sore juga. Mulai sekarang, ubah pola pikir Anda. 
Agar tidak datang terlambat, Anda harus memikirkan juga waktu tempuh untuk datang ke tempat tersebut, seberapa lama mencari tempat parkir, dan kegiatan lainnya yang perlu Anda lakukan sebelum menghadiri acara tersebut.
4.  Datang 10 menit lebih awal
Jika Anda tidak mau terlambat, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menetapkan waktu tertentu yang bisa didefinisikan sebagai keterlambatan. 
Jika acara di mulai pada siang hari pada pukul 12.00 dan Anda menetapkan target untuk datang tepat pukul 12.00, tapi pada kenyataannya Anda datang pada pukul 12.01, itu berarti Anda terlambat. Hal ini akan membuat Anda stres dan panik. Untuk itu, setidaknya targetkan kedatangan Anda 10 menit sebelum acara di mulai. Hal ini akan menghindari Anda dari stres dan terlambat.
5.  Coba sekali dan lihat hasilnya
Jika terlambat sudah menjadi kebiasaan Anda, cobalah sesekali Anda datang tepat waktu ke sebuah acara dan rasakan hasilnya. Pilih saja acara yang Anda suka, dan lakukan hal-hal seperti yang disebutkan di atas. Bandingkan apa yang Anda rasakan ketika terlambat dan bagaimana rasa ketika datang tepat waktu. Selain bermanfaat untuk diri sendiri, datang tepat waktu juga bisa membuat sang empunya acara merasa dihormati dan dihargai.
6.  Usahakan agar setiap menyusun jadwal
Untuk setiap waktu yang telah ditentukan telah disiapkan dengan target dan sasaran yang ingin diperoleh. Misalnya jika kita ada jadwal untuk rapat, maka usahkan agar dalam jadwal yang telah kita buat telah dicantumkan apa target dari rapat yang ingin dicapai, sehingga rapat dapat berjalan dengan memakan waktu yang lebih efisien alias tidak molor.
7.  Harus memiliki komitmen tinggi untuk tidak menggunakan jam karet.
Mungkin kita sudah tau makna dari kalimat tersebut.Sudah menjadi budaya yang jelek di lingkungan kita dengan tidak tepat waktu berdasarkan jadwal yang telah disepakati.Kebiasaan ini tentu sudah kita ketahui adalah kebiasaan yang super jelek yang harus ditinggalkan.Jika kita sudah mebuat jadwal dengan waktu tertentu, maka kita harus mengerjakannya dengan tepat waktu. Kecuali jika memang ada urusan lain yang super penting. Namun perlu diingat, kita harus membuat jadwal yang se-realistis mungkin, sebagai contoh jika kita bisa maksimal sampai di kantor jam 8 pagi, maka jangan membuat jadwal pada jam 7 pagi. Perlu dipertimbangkan faktor halangan lainnya semisal kemacetan, pola bangun pagi dll.

8.  Harus realistis
Mungkin hal ini telah sedikit di singgung pada poin sebelumnya.Hanya mempertegas saja, sebaiknya buatlah jadwal dengan pertimbangan yang matang sehingga dapat dijalankan dengan benar. Jangan missal rapat biasanya normal diadakan minimal berlangsung 1 jam lalu kita buat jadwal rapat hanya 30 menit. Agar lebih realistis lagi, jika memungkinkan tambahkan waktu sekitar 10 hingga 20 persen sebagai waktu jeda, hal ini bertujuan untuk mengatisipasi hal-hal yang tidak diduga sebelumnya.
9.  Harus Mampu menghargai waktu
Waktu itu sangatlah penting dan berharga, kenapa ? Karena waktu adalah suatu hal yang tidak dapat terulang, maka sebisa mungkin kita harus memanfaatkannya dengan sebaik dan seefisien mungkin agar tidak terbuang sia sia. Menghargai waktu sama saja dengan menghargai orang lain karena jika diruntut semuanya akan saling berhubungan satu sama lain. Misalnya ketika ada janjian dengan orang lain pada jam tertentu dan datang pada tepat waktu maka secara tidak langsung kita juga menghargai waktu kita juga waktu teman janjian kita dengan cara tidak molor atau mengulur ulur waktu. Tentunya jika kita melakukan hal tersebut secara berulang ulang sehingga menjadi kebiasaan pasti akan banyak orang yang simpati dan berasumsi bahwa kita adalah orang yang bertanggungjawab dan menghargai waktu. Seperti yang dikatakan oleh Choan - Seng Song (235: 2008 ) sebagai berikut :waktu adalah suatu ruang yang di dalamnya mereka melakukan segala usaha yang memperluasnya agar dapat memenuhinya dengan sebanyak mungkin hal. Kehidupan yang berhasil adalah kehidupan yang telah menghasilkan prestasi terbanyak dalam waktu sesingkat mungkin. Dari pernyataan beliau bisa diambil kesimpulan bahwa secara tidak langsung waktu itu sangat cepat, maka dari itu waktu tersebut haruslah diisi dengan hal hal yang bermanfaat serta segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya selama hidupnya. Choan menjelaskan juga bahwasanya kehidupan yang sukses adalah kehidupan yang menghasilkan prestasi yang amat banyak akan tetapi dengan memanfaatkan waktu sesingkat mungkin. Dalam waktu yang singkat itu maka kita akan lebih terfokus dengan tujuan tujuan kita dalam menjalani hidup pastinya. Dengan mengetahui bahwa waktu yang dimiliki sangatlah sedikit juga kita kan mencari cari kegiatan yang bermanfaat dan berguna bagi kehidupan masa mendatang. Akan tetapi jarang orang yang menyadari bahwa waktu itu sangatlah sedikit, maka dari itu perlu adanya kesadan diri akan pentingnnya sebuah waktu. Jangan sampai menyia- nyiakannya dengan hal yang tidak penting bahkan merugikan. Ingat waktu itu itu tidak akan akan terulang lagi, menghargai waktu sama pentingnya dengan bersikap sopan santun dengan orang lain. Dengan datang tepat waktu merupakan salah satu cerminan dari menghargai waktu yang dimiliki, karena datang tepat waktu sama saja menghargai waktu yang digunakan oleh diri kita sendiri dan juga waktu yang dikeluarkan oleh orang lain atau teman janjian kita. Menghargai waktu juga sama menghargai hidup, seperti yang dijelaskan diatas bahwa waktu tidak dapat terulang, jadi apa yang dilakukan sekarang adalah apa yang akan kita dapat.
Secara ringkas, untuk memberantas kebiasaan buruk ini diperlukan :
Pertama, kesadaran dari tiap-tiap orang. Memang jika membahas tentang kesadaran rasanya adalah suatu hal yang mustahil, karena setiap individu memiliki sifat dan tabiat yang berbeda akan tetapi disiplin yang ditegaskan dalam hal ini lebih menyangkut tentang kepentingan bersama, jadi sikap tentang kebersamaanlah yang harus dijunjung tinggi bukan ego masing masing individu. Kesadaran untuk menjadi disiplin juga bukan hanya untuk orang lain, tetapi juga untuk diri sendiri. Ketika kedisiplinan menjadi sebuah kebiasaan dan tingkah laku akan semakin bnayak pula orang yang percaya dan simpati terhadap kinerja kita yang teratur dan tepat waktu.
Yang kedua adalah konsisten, jika kita sudah sadar maka tinggal bagaimana kita konsekuen dengan apa yang kita lakukan . Bagaimana sikap kita akan diuji, bukan tentang siapa yang memulai untuk menerapkan sikap disiplin terhadap waktu akan tetapi siapa yang akan konsisten dengan sikap disiplin tersebut hingga menjadi sebuah kebiasaan yang tidak dapat ditinggalkan. Konsisten dengan apa yang dilakukan juga sangatlah penting karena akan percuma jika rencana yang sudah dirancang hanya dilakukan di awal dan tidak ada tindak lanjut atau kelanjutannya dalam jangka waktu panjang. Selain itu perencanaan juga diperlukan untuk meminimalisir masalah masalah yang akan terjadi kelak seperti kemalasan ketika proses penerapan sikap disiplin, maka dari itu perencanaan jangka panjang diperlukan. Akan tetapi Konsisten merupakan harga mati jika ingin kebiasaan buruk tersebut hilang. Karena disini kita akan berbicara tentang merubah tabiat yang notabene susah seklai untuk dirubah. 
Dan yang Ketiga adalah Evaluasi, evaluasi diperlukan untuk mengukur sejauh mana kita melakukan perubahan dalam hal disiplin tersebut, selain itu evaluasi juga digunakan untuk introspeksi diri, yaitu mengoreksi apa yang kurang atau bahkan salah dengan apa yang telah dilakukan. Evaluasi hendaknya dilakukan secara periodik tertentu dan teratur agar bisa mengontrol yang kita diperbuat.Agar rencana yang sudah dirancang sebelumnya dapat terealisasikan dengan baik dan benar. Selain itu evaluasi juga sangat menjadi hal yang sanagt penting karen adengan evaluasi menentukan apakah rencana tersebut akan berkelanjutan atau tidak. Kelanjutan dari rencana untuk bersikap disiplin itu sangat penting karena untuk sampai taraf menjadi disiplin tersebut menjadi sebuah sikap dan tingkah laku harus dilakukan secara terus terusan agar tertanam juga dalam alam bawah sadar kita sehingga membentuk sugesti untuk selalu bersikap disiplin dimanapun dan kapanpun.



BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Berdasarkan paparan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa budaya ngaret sebenarnya adalah salah satu cerminan dari kemalasan, karena ngaret itu lebih mengandung unsur kesengajaan untuk terlambat dibandingkan dengan sebuah tragedi yang tidak disengaja. Ngaret juga banyak mengandung efek negatifnya dibandingkan dengan efek positifnya karena ngaret itu sendiri sebenarnya adalah sebuah sikap atau tabiat yang jelek, jadi efek yang akan timbul dari sikap yang jelek juga tidak terlepas jauh dari hal hal yang negatif. Untuk mengatasi kebiasaan buruk itu maka harus berubah yaitu salah satunya dengan membiasakan diri untuk bersikap disiplin, menghargai waktu dan juga memanajemen waktu agar kegiatan kita lebih teratur dan jelas arah dan tujuannya.
3.2  Saran
Mahasiswa sebagai generasi masa depan, tidak sepantasnya mengikuti budaya seperti itu. Mahasiswa harus bisa memilah mana hal yang patut ditiru atau tidak.Untuk mengubah kebiasaan buruk itu, bisa dimulai dari diri kita sendiri.Misalnya, dengan datang tepat waktu dalam mengikuti kuliah.Setelah  kita bisa mengubah kebiasaan diri sendiri, barulah kita mengajak orang-orang di sekitar agar berhenti menyepelekan dan membuang waktu untuk hal yang tidak efektif. Waktu yang hanya 24 jam dalam sehari itu harus lebih dimanfaatkan agar bisa berguna. Dengan cara ini InsyaAllah, kebiasaan buruk itu akan hilang dengan sendirinya.


DAFTAR PUSTAKA
Neni Damayanti (2014). Jam Karet Yang Menjadi Budaya Di Indonesia.[online]. Tersedia : http://www.kompasiana.com/nenidamayanti/jam-karet-yang-menjadi-budaya-di-indonesia_54f70606a333110f248b461e.[12 Desember 2015].
Tika (2013). Jam Karet Yang Menjadi Budaya.[online]. Tersedia :
Tri Wahyuni (2015). Menghilangkan Kebiasaan Datang Terlambat Karena Jam Karet.[online]. Tersedia : http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150203070016-255-29176/menghilangkan-kebiasaan-datang-terlambat-karena-jam-karet/ .[12 Desember 2015].
Aditya (2014). Makalah Mengenai Budaya Ngaret.[online]. Tersedia :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar