KATA
PENGANTAR
Segala puji dan
syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, atas izin dan
karunia-Nya yang memberikan kelancaran penulis agar dapat membuat makalah tentang Mengatasi
Jam Karet Di Indonesia Untuk Meningkatkan Disiplin Waktu yang diberikan Dosen mata kuliah
Widya Mwat Yasa Bapak
Sugiyanto, Drs.MM. Sholawat serta salam marilah kita sanjungkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat
ini.
Secara umum makalah ini berisi tentang
penyebab-penyebab jam karet, dampak jam karet dan solusi untuk mengatasi atau
menghilangkan budaya jam karet yang ada di Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih untuk
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan waktu sehingga makalah ini
bisa terselesaikan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis pada
khususnya dan pada pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 12 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………........................................ 1..
1.1
Latar Belakang…………………………………........................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah……………………………….......................................................... 1
1.3Tujuan Penulisan………................................................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN………………………............... 3
2.1
Landasan Teori.............................................................................................................. 3
2.2
Pembahasan................................................................................................................... 4
BAB III PENUTUP…………………………………..................................................... 14
3.1
Kesimpulan…………………………………….......................................................... 14
3.2
Saran............................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………........... 15
BAB 1
1.1
Latar
Belakang Masalah
Disiplin
waktu adalah kegiatan yang dilakukan secara teratur sesuai waktu yang kita
miliki,maksudnya sebagai mahasiswa harus bisa menggunakan dan
membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci
kesuksesan adalah bisa menggunakan waktu dengan baik. Akan tetapi kenyataanya masih banyak diantara kita
tidak bisa menghargai waktu, suka menunda-nunda bahkan membuang-buang
waktu untuk hal yang tidak bermanfaat.
Bahkan negara kita Indonesia dikenal oleh bangsa asing sebagai bangsa yang
lelet dan suka terlambat.
Bangsa
Indonesia mempunyai kebiasaan atau bisa disebut budaya yang tidak bisa
kita tinggalkan. Bangsa kita adalah bangsa yang berbudaya. Banyak budaya yang
membuat nama bangsa indonesia terkenal di dunia. Budaya kesenian tradisional
banyak sekali berasal dari berbagai suku di negara kita. Namun, ada sebuah
budaya yang tidak berasal dari suku manapun, yakni budaya yang berasal dari
diri kita sendiri yaitu: budaya terlambat biasa disebut dengan sebutan
"ngaret". Istilah "ngaret" tampak sudah menjadi
bagian dari kehidupan kita sehari-hari.Namun kenyataannya hal tersebut sangat
merugikan kita semua.Herannya masih ada saja di antara kita yang mempunyai
hobby ngaret. Dari berbagai level sosial, ekonomi dan pendidikan, ngaret sudah
menjadi sebuah penyakit yang tampak disukai namun juga sangat
dibenci.
Berdasarkan
kebiasaan masyarakat di Indonesia yang sering terlambat maka makalah ini
akan membahas tentang fenomena Budaya Ngaret yang terjadi di Indonesia dan
bagaimana cara mengatasinya.
1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini membahas
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah
yang dimaksud dengan jam karet?
2. Apakah
yang dimaksud dengan disiplin waktu?
3. Apakah
penyebab orang Indonesia sering ngaret atau tidak tepat waktu?
4. Apa
sajakah dampak yang dapat
ditimbulkan dari budaya ngaret yang semakin marak di
lingkungan masyarakat?
5. Bagaimana
cara mengatasi jam karet untuk meningkatkan disiplin waktu?
1.3 Tujuan
Penulisan
Selain untuk memenuhi
tugas mata kuliah Widya Mwat Yasa dari dosen pengampu Sugiyanto Drs.MM, Makalah
ini juga mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasikan
penyebab orang Indonesia sering ngaret atau tidak tepat waktu.
2. Mendiskripsikan
apa saja dampak yang ditimbulkan dari budaya ngaret yang
semakin marak di lingkungan masyarakat.
3. Mengidentifikasikan
solusi yang harus harus dilakukan untuk memberantas kebiasaan buruk
budaya ngaret di Indonesia.
BAB
II
LANDASAN
TEORI DAN PEMBAHASAN
2.1
LANDASAN TEORI
Ø Jam
Karet
Ngaret adalah istilah
bagi ketidaktepatan waktu, atau dengan kata lain terlambat karena mengulur-ulur
waktu atau malas. Jam adalah penunjuk waktu, sangat tegas dan nyata namun kalau
waktu bisa difleksibelkan, molor sebagaimana karet, itulah dinamakan jam karet
atau Ngaret.
Menurut
Wikipedia jam karet adalah istilah yang merujuk
kepada konsep "elastisitas" waktu, di mana sebuah
waktu yang telah ditentukan bukan merupakan sesuatu yang pasti, melainkan
sesuatu yang dapat dapat diundur (dianalogikan dengan direnggangkan seperti karet) sehingga lebih
bersifat sebagai penanda suatu jangka masa yang berkisar pada waktu tersebut.
Secara
sederhana jam karet adalah sebutan bagi suatu acara atau kedatangan seseorang
yang tidak tepat waktu atau mengulur waktu sehingga melebihi waktu yang telah
ditentukan.
Ø Disiplin
waktu
disiplin asal kata dari bahasa belanda discipline yang
artinya ; patuh, taat. Disiplin waktu berarti dapat melakukan sesuatu secara
tepat waktu, tidak ditunda-tunda kecuali jika benar-benar harus
ditunda.Misalnya yaitu datang kuliah tepat waktu atau bahkan beberapa menit
sebelu kuliah dimulai.
2.2 PEMBAHASAN
Kebiasaan
terlambat memang bukan hal yang aneh lagi di lingkungan kita dan biasanya kita
sangat akrab dengan istilah “jam karet”. Mengatasi sebuah kebiasan buruk untuk
diri sendiri itu sangat sulit apalagi kebiasaan itu dilakukan oleh banyak orang
atau sebuah kelompok.Salah satu kebiasaan buruk yang sulit diubah oleh
masyarakat Indonesia, yaitu menghilangkan kebiasaan sering datang terlambat
atau biasa disebut “ngaret”.Kenapa menyebutkan Negara?Kenapa bukan perorangan
saja?Karena hal ini tidak bisa dipungkiri lagi, sebagian besar masyarakat
Indonesia kurang menanamkan disiplin, terutama dalam hal pengguaan waktu.
A.
Penyebab Orang
Indonesia Sering Tidak Tepat Waktu
Jika
ditanya apakah anda sudah pernah terlambat / telat, pasti jawabannya
"Ya". Entah apapun telat itu, mulai dari telat makan, telat tidur,
telat sekolah,telat ke kantor, telat janjian, telat rapat, dan telat telat yang
lainnya. Kita pasti pernah mengalaminya atau mungkin malah sering melakukannya.Miris
jika dikatakan secara gamblang, memang sangat tragis dimana suatu
perbuatan yang bisa dikatakan "negatif" justru sangat booming
disini.Dari sekian banyak orang, mungkin hanya segelintir orang yang benar
benar menyikapi dan memerangi telat, ya mungkin hanya orang orang yang
mendapatkan pencerahan dan bersikap kritis mengenai budaya di negara ini.
Inilah Indonesia, Negaraku tercinta nan indah, dan yang sangat disayangkan
adalah budaya ngaretnya yang sangat luarbiasa. Apakah seperti inikah cerminan
bangsa agraris di negeri ini ?
Berikut
adalah penyebab yang menjadikan budaya jam karet ini sulit dihilangkan
dari kehidupan kita:
1. Orang-Orang Suka Menunda.
Suka
menunda adalah penyebab utama dari budaya jam karet ini. Tak bisa dipungkiri,
ada cukup banyak orang yang kerap menunda melakukan sesuatu. Misalnya menunda
pertemuan, tentu saja hal semacam ini akan mempengaruhi waktu orang lain. Dan
jika waktu seseorang sudah terganggu maka dampaknya bisa meluas ke berbagai hal
lain. Mau tak mau, keterlambatan akan sering terjadi. Dan jadilah jam
karet.
2. Orang-Orang Menganggap Bahwa Jam
Karet Sudah Jadi Budaya.
Banyak
orang yang merasa bahwa buat apa datang cepat, toh akhirnya acaranya pasti
molor. Kira-kira begitulah persepsi sebagian orang, mereka menjadi malas datang
tepat waktu (datang cepat) karena mereka meyakini bahwa biasanya acara akan
jadi molor. Dari jam 9 jadi jam 9.30, dari jam 10 jadi jam 10.45 dan
seterusnya. Dan kebiasaan ini sudah jadihabits, sudah jadi kebiasaan, jadi
mau tak mau jelas tidak mudah untuk dihilangkan.
3. Kebiasaan Memaklumi Keadaan.
Di Indonesia bukanlah
hal yang tabuh untuk memaklumi sesuatu, misalnya seseorang terlambat ke kantor.
Lalu ia ditanya oleh atasannya,kenapa kamu terlambat? Macet Pak.
Ya
hal semacam ini tidaklah asing bagi sebagian orang.Akan selalu ada saja alasan
agar kita dimaklumi.Kebiasaan memaklumi ini jika terlalu sering dan lama maka
menjadi tidaklah baik. Pemakluman yang terlalu sering akan mengakibatkan kita
kurang tegas, dan kalau tidak tegas disiplin pun jadi susah untuk diterapkan.
Alhasil imbas nya adalah kebiasaan jamkaret menjadi kerap dimaklumi
oleh orang-orang.
4. Kurangnya Kesadaran Masyarakat Akan
Arti Disiplin.
Anehnya
setiap kegiatan ataupun acara di Indonesia itu pasti: telat, molor, fleksibel.
Banyak kegiatan yang akhirnya ditunda karena pihak pihak yang bersangkutan
telat atau lebih tepatnya Ngaret.Dengan merebaknya budaya ngaret dan telat
sudah menjadi cerminan buruknya tingkat kedisiplinan menghargai waktu para
warga di Indonesia. Bahkan kalau bisa dikatakan mungkin Indonesia adalah negara
dengan budaya ngaret yang sudah mendarah daging karena menurut beberapa
artikel negara- negara di luar sana justru sangat menjunjung tinggi
kedisiplinan dan ketepatan waktu. Kedisiplinan memang hal yang harus dibudayakan
bukan malah telat atau ngaret yang justru dilestarikan.Butuh adanya kesadaran
diri untuk disiplin dan tertib. Disiplin bukan tentang kepentingan orang lain
akan tetapi justru kepentingan diri sendiri, dengan disiplin akan membuat hidup
teratur dan berkesinambungan..Jika sudah membuat janji pada waktu tertentu maka
usahakan sebisa mungkin untuk tidak telat atau On Time.
5. Kurangnya Kesadaran
Menghargai Waktu.
Sebagaimana
kita ketahui dengan baik, banyak orang sukses di dunia ini lahir karena dapat memanfaatkan
waktu dengan baik.Bagi sebagian orang memanfaatkan waktu adalah hal sangat
penting untuk diterapkan, namun lebih banyak orang secara kenyataannya tidak
bisa menghargai waktu dengan baik.Jika kita salah satu orang yang sudah bisa
menghargai waktu maka tetap terus pertahankan dan kembangkan.Tapi jika kita
tipikal orang yang belum dapat memanfaatkan waktu dengan baik, maka sebaiknya
segeralah merubah kebiasaan yang jelek tersebut.
Banyak
hal yang dapat kita capai jika kita dapat memanfaatkan waktu.Secara teori
mungkin sudah banyak orang yang mengetahui bahwa menghargai waktu itu adalah
sangat penting dan merupakan salah satu kunci keberhasilan yang sangat vital
peranannya.
B. Dampak yang
Ditimbulkan dari Jam Karet
Budaya
jam karet tentunya dapat menyebabkan dampak yang buruk bagi diri sendiri
maupun orang lain, berikut ini adalah beberapa dampak dari budaya jam karet :
1. Rencana yang akan dilakukan menjadi
berantakan.
Penundaan
penundaan serta penguluran waktu yang dilakukan ketika ngaret jelas akan
merusak schedule yang telah dibuat selanjutnya.Contohnya adalah suatu acara
yang sudah dijadwalkan akan berlangsung dua jam dari jam 10 sampai jam 12.
Kemudian rapat tersebut tertunda setengah jam karena peserta rapat banyak yang
datang terlambat. Dengan asumsi rapat tetap dua jam serta waktu istirahat jam
12, maka telah terjadi pemborosan waktu, tenaga dan sumber daya listrik yang
dikali setengah jam. Dengan asumsi rapat diakhiri jam 12, maka telah terjadi
inefisiensi dalam pembahasan materi rapat yang cenderung akan dibahas secara
tergesa-gesa karena kurangnya waktu. Inefisiensi juga akan terjadi pada
rentetan kegiatan berikutnya karena keterlambatan rapat tersebut.
3. Mengecewakan dan Membosankan
Pihak Lain
Orang
lain bisa menjadi kecewa, marah, bosan dengan tingkah kita yang tidak bisa
memanfaatkan dengan baik dalam hal penggunaan waktu. Apabila orang sudah merasa dikecewakan maka akan susah bagi orang itu untuk mempercayai
kita lagi.
4.
Mencemarkan Diri Sendiri dan Nama Baik Bangsa
Jika
kita sering ngaret maka kita akan di cap sebagai seseorang yang tidak bisa
tepat waktu. Bayangkan jika ini terjadi pada sebagian besar masyarakat
Indonesia, bangsa kita juga akan dicap sebagai bangsa yang memiliki kebiasaan /
budaya ngaret.
C. Solusi Untuk Mengatasi Jam
Karet Di Indonesia Untuk meningkatkan Disiplin Waktu
Disiplin waktu berarti dapat melakukan sesuatu secara tepat
waktu, tidak ditunda-tunda kecuali jika benar-benar harus ditunda,
jika tetap menggunakan jam karet atau mempertahankan budaya ngaret tersebut
kita akan semakin jauh dari kata disiplin.
Disiplin memang tidak
menjamin seseorang menjadi orang yang sukses, tetapi tidak ada orang sukses
tanpa kedisiplinan.Termasuk dalam hal penggunaan waktu.Salah satu cara terbaik
agar kita dapat dengan benar menghargai waktusupaya tidak terus-terusan ngaret
atau terlambat adalah dengan membuat jadwaldari aktivitas yang akan
direncanakan dilakukan. Di-era sekarang sudah canggih dan sudah banyak berbagai
macam fasilitas untuk menyusun suatu jadwal yang kita inginkan seperti PDA,
komputer dan masih banyak jenis alat penunjang lainnya.Tapi sayangnya jadwal
yang telah kita buat dengan rapi tersebut terkadang masih sering meleset atau
tidak berjalan dengan baik.
Untuk
dapat mengatasi masalah kebiasaan buruk budaya ngaret ini diperlukan kesadaran
seseorang untuk dapat memanfaatkan waktu dengan baik.Berikut beberapa tips agar
Anda tidak lagi datang terlambat, seperti dilansir dari Huffington Post.
1.
Perhitungkan waktu mobilisasi Anda
Di Jakarta, sebenarnya
macet tidak bisa dijadikan alasan, sebab macet bukan kejadian luar biasa lagi,
tapi sudah menjadi rutinitas. Jadi, jika Anda masih menjadikan macet sebagai
alasan keterlambatan Anda, itu berarti Anda tidak memperhitungkan mobilisasi
Anda.
Sebelum
pergi ke suatu tempat, Anda bisa memperhitungkan jarak antara rumah Anda dengan
tempat tersebut. Apalagi jika tempat itu rutin Anda kunjungi sehari-hari,
seperti pergi ke kantor, seharusnya perhitungan Anda bisa lebih tepat.
Lain
lagi jika Anda mengunjungi tempat baru.Anda bisa menggunakan peta pada gadget
Anda untuk mendapatkan petunjuk jalan sekaligus memperhitungkan waktu
perjalanan Anda.Dengan kemajuan teknologi, seharusnya keterlambatan dapat
dikurangi.
2. Hilangkan stigma 'saya bisa
mempersiapkan diri lebih cepat'
Setiap
pagi pasti ada saja saat ketika Anda ingin tidur lebih lama.Akibatnya, Anda pun
mengabaikan alarm yang sudah disetel sebelumnya agar tak telat bangun. Dalam
benak pasti terpikir, Anda bisa melakukan segala sesuatunya dengan cepat nanti,
sehingga Anda tidak akan terlambat. Tapi ternyata, pemikiran Anda tak pernah
benar-benar terjadi dan malah membuat Anda panik.Perhitungkanlah waktu bangun
tidur dan waktu yang Anda butuhkan untuk bersiap-siap.Anda juga dapat
mempersiapkan kebutuhan Anda di pagi hari sebelum tidur agar tidak terburu-buru
saat pagi datang.
3. Ubah pola pikir dan kebiasaan
Yang sering terjadi
adalah, Anda mendapat undangan acara jam lima sore, lantas Anda baru berangkat
jam lima sore juga. Mulai sekarang, ubah pola pikir Anda.
Agar tidak datang
terlambat, Anda harus memikirkan juga waktu tempuh untuk datang ke tempat
tersebut, seberapa lama mencari tempat parkir, dan kegiatan lainnya yang perlu
Anda lakukan sebelum menghadiri acara tersebut.
4. Datang 10 menit lebih awal
Jika Anda tidak mau terlambat,
salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menetapkan waktu tertentu
yang bisa didefinisikan sebagai keterlambatan.
Jika acara di mulai
pada siang hari pada pukul 12.00 dan Anda menetapkan target untuk datang tepat
pukul 12.00, tapi pada kenyataannya Anda datang pada pukul 12.01, itu berarti
Anda terlambat. Hal ini akan membuat Anda stres dan panik. Untuk itu,
setidaknya targetkan kedatangan Anda 10 menit sebelum acara di mulai. Hal ini
akan menghindari Anda dari stres dan terlambat.
5. Coba sekali dan lihat hasilnya
Jika terlambat sudah menjadi kebiasaan
Anda, cobalah sesekali Anda datang tepat waktu ke sebuah acara dan rasakan
hasilnya. Pilih saja acara yang Anda suka, dan lakukan hal-hal seperti yang
disebutkan di atas. Bandingkan apa yang Anda rasakan ketika terlambat dan
bagaimana rasa ketika datang tepat waktu. Selain bermanfaat untuk diri sendiri,
datang tepat waktu juga bisa membuat sang empunya acara merasa dihormati dan
dihargai.
6.
Usahakan agar setiap menyusun jadwal
Untuk
setiap waktu yang telah ditentukan telah disiapkan dengan target dan sasaran
yang ingin diperoleh. Misalnya jika kita ada jadwal untuk rapat, maka usahkan
agar dalam jadwal yang telah kita buat telah dicantumkan apa target dari rapat
yang ingin dicapai, sehingga rapat dapat berjalan dengan memakan waktu yang
lebih efisien alias tidak molor.
7. Harus memiliki komitmen
tinggi untuk tidak menggunakan jam karet.
Mungkin
kita sudah tau makna dari kalimat tersebut.Sudah menjadi budaya yang jelek di
lingkungan kita dengan tidak tepat waktu berdasarkan jadwal yang telah
disepakati.Kebiasaan ini tentu sudah kita ketahui adalah kebiasaan yang super
jelek yang harus ditinggalkan.Jika kita sudah mebuat jadwal dengan waktu
tertentu, maka kita harus mengerjakannya dengan tepat waktu. Kecuali jika
memang ada urusan lain yang super penting. Namun perlu diingat, kita harus
membuat jadwal yang se-realistis mungkin, sebagai contoh jika kita bisa
maksimal sampai di kantor jam 8 pagi, maka jangan membuat jadwal pada jam 7
pagi. Perlu dipertimbangkan faktor halangan lainnya semisal kemacetan,
pola bangun pagi dll.
8. Harus realistis
Mungkin
hal ini telah sedikit di singgung pada poin sebelumnya.Hanya mempertegas saja,
sebaiknya buatlah jadwal dengan pertimbangan yang matang sehingga dapat
dijalankan dengan benar. Jangan missal rapat biasanya normal diadakan minimal
berlangsung 1 jam lalu kita buat jadwal rapat hanya 30 menit. Agar lebih
realistis lagi, jika memungkinkan tambahkan waktu sekitar 10 hingga 20 persen
sebagai waktu jeda, hal ini bertujuan untuk mengatisipasi hal-hal yang tidak
diduga sebelumnya.
9. Harus
Mampu menghargai waktu
Waktu
itu sangatlah penting dan berharga, kenapa ? Karena waktu adalah suatu hal
yang tidak dapat terulang, maka sebisa mungkin kita harus memanfaatkannya
dengan sebaik dan seefisien mungkin agar tidak terbuang sia sia. Menghargai
waktu sama saja dengan menghargai orang lain karena jika diruntut semuanya akan
saling berhubungan satu sama lain. Misalnya ketika ada janjian dengan orang
lain pada jam tertentu dan datang pada tepat waktu maka secara tidak langsung
kita juga menghargai waktu kita juga waktu teman janjian kita dengan cara tidak
molor atau mengulur ulur waktu. Tentunya jika kita melakukan hal tersebut
secara berulang ulang sehingga menjadi kebiasaan pasti akan banyak orang yang
simpati dan berasumsi bahwa kita adalah orang yang bertanggungjawab dan
menghargai waktu. Seperti yang dikatakan oleh Choan - Seng Song (235: 2008 )
sebagai berikut :waktu adalah suatu ruang yang di dalamnya mereka melakukan
segala usaha yang memperluasnya agar dapat memenuhinya dengan sebanyak mungkin
hal. Kehidupan yang berhasil adalah kehidupan yang telah menghasilkan prestasi
terbanyak dalam waktu sesingkat mungkin. Dari pernyataan beliau bisa
diambil kesimpulan bahwa secara tidak langsung waktu itu sangat cepat, maka
dari itu waktu tersebut haruslah diisi dengan hal hal yang bermanfaat serta
segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya selama hidupnya. Choan
menjelaskan juga bahwasanya kehidupan yang sukses adalah kehidupan yang
menghasilkan prestasi yang amat banyak akan tetapi dengan memanfaatkan waktu
sesingkat mungkin. Dalam waktu yang singkat itu maka kita akan lebih terfokus
dengan tujuan tujuan kita dalam menjalani hidup pastinya. Dengan mengetahui
bahwa waktu yang dimiliki sangatlah sedikit juga kita kan mencari cari kegiatan
yang bermanfaat dan berguna bagi kehidupan masa mendatang. Akan tetapi jarang
orang yang menyadari bahwa waktu itu sangatlah sedikit, maka dari itu perlu
adanya kesadan diri akan pentingnnya sebuah waktu. Jangan sampai menyia-
nyiakannya dengan hal yang tidak penting bahkan merugikan. Ingat waktu itu itu
tidak akan akan terulang lagi, menghargai waktu sama pentingnya dengan bersikap
sopan santun dengan orang lain. Dengan datang tepat waktu merupakan salah satu
cerminan dari menghargai waktu yang dimiliki, karena datang tepat waktu sama
saja menghargai waktu yang digunakan oleh diri kita sendiri dan juga waktu yang
dikeluarkan oleh orang lain atau teman janjian kita. Menghargai waktu juga sama
menghargai hidup, seperti yang dijelaskan diatas bahwa waktu tidak dapat
terulang, jadi apa yang dilakukan sekarang adalah apa yang akan kita dapat.
Secara
ringkas, untuk memberantas kebiasaan buruk ini diperlukan :
Pertama, kesadaran
dari tiap-tiap orang. Memang jika membahas tentang kesadaran rasanya adalah
suatu hal yang mustahil, karena setiap individu memiliki sifat dan tabiat yang
berbeda akan tetapi disiplin yang ditegaskan dalam hal ini lebih menyangkut
tentang kepentingan bersama, jadi sikap tentang kebersamaanlah yang harus
dijunjung tinggi bukan ego masing masing individu. Kesadaran untuk menjadi
disiplin juga bukan hanya untuk orang lain, tetapi juga untuk diri sendiri. Ketika
kedisiplinan menjadi sebuah kebiasaan dan tingkah laku akan semakin bnayak pula
orang yang percaya dan simpati terhadap kinerja kita yang teratur dan tepat
waktu.
Yang
kedua adalah konsisten, jika kita sudah sadar maka tinggal bagaimana kita
konsekuen dengan apa yang kita lakukan . Bagaimana sikap kita akan diuji, bukan
tentang siapa yang memulai untuk menerapkan sikap disiplin terhadap waktu akan
tetapi siapa yang akan konsisten dengan sikap disiplin tersebut hingga menjadi
sebuah kebiasaan yang tidak dapat ditinggalkan. Konsisten dengan apa yang
dilakukan juga sangatlah penting karena akan percuma jika rencana yang sudah
dirancang hanya dilakukan di awal dan tidak ada tindak lanjut atau
kelanjutannya dalam jangka waktu panjang. Selain itu perencanaan juga
diperlukan untuk meminimalisir masalah masalah yang akan terjadi kelak seperti
kemalasan ketika proses penerapan sikap disiplin, maka dari itu perencanaan
jangka panjang diperlukan. Akan tetapi Konsisten merupakan harga mati jika
ingin kebiasaan buruk tersebut hilang. Karena disini kita akan berbicara
tentang merubah tabiat yang notabene susah seklai untuk dirubah.
Dan
yang Ketiga adalah Evaluasi, evaluasi diperlukan untuk mengukur
sejauh mana kita melakukan perubahan dalam hal disiplin tersebut, selain itu
evaluasi juga digunakan untuk introspeksi diri, yaitu mengoreksi apa yang
kurang atau bahkan salah dengan apa yang telah dilakukan. Evaluasi hendaknya
dilakukan secara periodik tertentu dan teratur agar bisa mengontrol yang kita
diperbuat.Agar rencana yang sudah dirancang sebelumnya dapat terealisasikan
dengan baik dan benar. Selain itu evaluasi juga sangat menjadi hal yang sanagt
penting karen adengan evaluasi menentukan apakah rencana tersebut akan
berkelanjutan atau tidak. Kelanjutan dari rencana untuk bersikap disiplin itu
sangat penting karena untuk sampai taraf menjadi disiplin tersebut menjadi
sebuah sikap dan tingkah laku harus dilakukan secara terus terusan agar
tertanam juga dalam alam bawah sadar kita sehingga membentuk sugesti untuk selalu
bersikap disiplin dimanapun dan kapanpun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
paparan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa budaya ngaret sebenarnya adalah
salah satu cerminan dari kemalasan, karena ngaret itu lebih mengandung unsur kesengajaan
untuk terlambat dibandingkan dengan sebuah tragedi yang tidak disengaja. Ngaret
juga banyak mengandung efek negatifnya dibandingkan dengan efek positifnya
karena ngaret itu sendiri sebenarnya adalah sebuah sikap atau tabiat yang
jelek, jadi efek yang akan timbul dari sikap yang jelek juga tidak terlepas
jauh dari hal hal yang negatif. Untuk mengatasi kebiasaan buruk itu maka harus
berubah yaitu salah satunya dengan membiasakan diri untuk bersikap disiplin,
menghargai waktu dan juga memanajemen waktu agar kegiatan kita lebih teratur
dan jelas arah dan tujuannya.
3.2 Saran
Mahasiswa
sebagai generasi masa depan, tidak sepantasnya mengikuti budaya seperti itu.
Mahasiswa harus bisa memilah mana hal yang patut ditiru atau tidak.Untuk
mengubah kebiasaan buruk itu, bisa dimulai dari diri kita sendiri.Misalnya,
dengan datang tepat waktu dalam mengikuti kuliah.Setelah kita bisa
mengubah kebiasaan diri sendiri, barulah kita mengajak orang-orang di sekitar
agar berhenti menyepelekan dan membuang waktu untuk hal yang tidak efektif.
Waktu yang hanya 24 jam dalam sehari itu harus lebih dimanfaatkan agar bisa
berguna. Dengan cara ini InsyaAllah, kebiasaan buruk itu akan hilang dengan
sendirinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Neni
Damayanti (2014). Jam Karet Yang Menjadi Budaya
Di Indonesia.[online]. Tersedia : http://www.kompasiana.com/nenidamayanti/jam-karet-yang-menjadi-budaya-di-indonesia_54f70606a333110f248b461e.[12 Desember 2015].
Tika (2013). Jam Karet Yang Menjadi Budaya.[online]. Tersedia :
Tri Wahyuni (2015). Menghilangkan Kebiasaan Datang Terlambat
Karena Jam Karet.[online]. Tersedia : http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150203070016-255-29176/menghilangkan-kebiasaan-datang-terlambat-karena-jam-karet/ .[12 Desember 2015].
Aditya
(2014). Makalah Mengenai Budaya Ngaret.[online].
Tersedia :
http://adityaismyname.blogspot.co.id/2014/01/makalah-mengenai-budaya-ngaret.html.[12 Desember 2015].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar