A.
Latar Belakang Masalah
Untuk menilai sejauh mana tingkat kekuatan ataupun kesehatan,
maka sebaiknya seorang manajer keuangan dapat menilai dan menganalisis kinerja
keuangan dari perusahaannya. Kinerja keuangan perusahaan selama beroperasi
dapat terlihat melalui laporan keuangan yang berisi informasi mengenai data
data keuangan. Dengan menganalisis laporan keuangan akan membantu pihak-pihak
yang berkepentingan dalam memilih dan mengevaluasi informasi. Analisa rasio
keuangan adalah analisis laporan keuangan yang banyak digunakan karena
penggunaannya yang relatif mudah.
PT. Bakrie Telecom Tbk., PT. XL Axiata Tbk., PT. Smartfren
Telecom Tbk., PT. Indosat Tbk., dan PT. Telekomonukasi Indonesia Tbk. (Persero)
merupakan perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia dan menjadi
perusahaan go public yang telah terdaftar di bursa efek indonesia, serta
memiliki kinerja perusahaan yang berfluktuasi sehingga penulis menjadi tertarik
untuk menganalisis laporan keuangan kelima perusahaan tersebut dengan judul Analisis Kinerja Perusahaan dengan
Menggunakan Analisa Rasio Keuangan pada Perusahaan Telekomunikasi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
B.
Permasalahan
1.
Apakah kinerja keuangan
perusahaan PT. Bakrie Telecom Tbk. baik?
2.
Apakah kinerja keuangan
perusahaan PT. XL Axiata Tbk. baik?
3.
Apakah kinerja keuangan
perusahaan PT. Smartfren Telecom Tbk. baik?
4.
Apakah kinerja keuangan
perusahaan PT. Indosat Tbk. baik?
5.
Apakah kinerja keuangan
perusahaan PT. Telekomonukasi Indonesia Tbk. (Persero) baik?
C.
Kajian Teori
a)
Pengertian
Laporan Keuangan
Menurut Lembaga Studi Manajemen Anggaran Publik (LS-MAP, 2010)
menyatakan bahwa analisis laporan keuangan adalah analisis terhadap neraca dan
perhitungan rugi laba serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam
lampiran-lampirannya untuk mengetahui gambaran tentang posisi keuangan dan
perekembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari ringkasan proses
akuntansi yang meliputi transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan dan diolah sedemikian rupa sehingga dapat memberikan informasi
atas keadaan finansial perusahaan yang dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
b)
Tujuan
Laporan Keuangan
Menurut
kasmir (2010,h10) tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
1.
Memberikan informasi tentang
jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini;
2.
Memberikan informasi tentang
jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki pada saat ini;
3.
Memberikan informasi tentang
jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu;
4.
Memberikan informasi tentang
jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan pada suatu periode
tertentu;
5.
Memberikan informasi tentang
perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan;
6.
Memberikan informasi tentang
kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode;
7.
Memberikan informasi tentang
catatan-catatan atas laporan keuangan;
8.
Informasi keuangan lainnya.
c)
Komponen
Laporan Keuangan
Unsur-unsur laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP adalah Neraca,
Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Secara umum terdapat beberapa pembaharuan dalam proses penyajian
laporan keuangan menurut International
Financial Reporting Standard (IFRS). Sebelumnya, sebuah laporan keuangan
yang lengkap meliputi Balance Sheet (Neraca),
IncomeStatement ( Laporan Laba Rugi),
dan Cash Flow Statement (Laporan Arus
Kas). Revisi yang dilakukan oleh International
Accounting Standard (IAS) adalah terkait dengan perubahan title dari Balance Sheet menjadi Statement
of Financial Position, Cash Flow Statement menjadi Statement oh Cash Flow, serta adanya laporan baru yaitu Statement of Comprehensive Income yang
terkait dengan adopsi konsep Comprehensive Income. (Wordpress, 2012)
d)
Definisi
Analisis Laporan Keuangan
Menurut Lembaga Studi Manajemen Anggaran Publik (LS-MAP, 2010)
menyatakan bahwa Menurut Ikatan Akuntan Indonesia Analisis Laporan Keuangan
adalah analisis terhadap neraca dan perhitungan rugi laba serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya untuk mengetahui
gambaran tentang posisi keuangan dan perkembangan usaha perusahaan yang
bersangkutan.
e)
Pengertian
Analisis Rasio Keuangan
Pengertian analisis rasio keuangan menurut James C van Home dalam
buku Kasmir (2010, h104) adalah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi
dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan
digunakn untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
f)
Jenis-jenis
Rasio Keuangan
Terdapat empt
rasio keuangan yang dapat digunakan dalam menganalisis laporan keuangan
perusahaan, yaitu: (Kasmir, 2010, h128-196).
1.
Rasio Likuiditas atau
Liquidity Ratios
Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban (utang) jangka pendek.
a.
Rasio Lancar (Current
Ratio); menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar (utang
jangka pendek) yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang tersedia
dalam perusahaan tanpa memperhitungkan nilai persediaan (inventory).
b.
Rasio Cepat (Quick Ratio);
kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar (utang jangka pendek) yang
harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang tersediatanpa memperhitungkan
nilai persediaan (inventory).
c.
Rasio Kas (Cash Ratio);
alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar utang.
d.
Rasio Perputaran Kas
(Cash Turn Over); mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang
dibutuhkan untuk membayar tagihan (utang-utang) dan membiayai penjualan.
e.
Inventory to Net Working
Capital; mengukur atau membandingkan
antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.
2.
Rasio Solvabilitas atau
Leverage
Rasio atau perbandingan yang menggambarkan kemampuan sebuah perusahaan
dalam memenuhi kewajiban finansial mereka. Hal itu termasuk kewajiban jangka
panjang dan kewajiban jangka pendek.
a.
Rasio
Hutang Terhadap Total Aktiva (Debt to Assets Ratio)
Rasio ini menunjukkan seberapa besar dari keseluruhan aktiva
perusahaan yang dibelanjai oleh hutang atau seberapa besar proporsi antara
kewajiban yang dimiliki dengan kekayaan yang dimiliki.
b.
Rasio
Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)
Perbandingan antara utang perusahaan dengan modal yang dipunyainya atau imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan
dengan modal sendiri.
c.
Long-Term
Debt To Equity Ratio
Rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri dan hasil
perhitungannya menunjukkan seberapa besar bagian dari setiap modal sendiri
dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang.
d.
Times
Interst Earned
Rasio yang digunakan untuk mengtahui seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga bagi kreditor.
3.
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Pengukuran
rasio aktivitas terdiri dari :
a.
Perputaran Piutang (Receivable
Turn Over)
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan
mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit. Rasio ini
menunjukkan seberapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa
kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
b.
Perputaran Persediaan (Inventory
Turn Over)
Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali
dana yang ditanam dalam persediaan berputar dalam suatu periode.
c.
Perputaran
Modal Kerja (Working Capital Turn Over)
Rasio
ini merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk megukur atau menilai
keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu.
d.
Fixed
Assets Turn Over
Rasio
ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang
ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.
e.
Perputaran
Total Aktiva (Total Assets Turn Over)
Total Assets Turn Over
merupakan rasoi yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki
perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah
aktiva.
4.
Rasio Profitabilitas
Rasio
Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Rasio ini menunjukan gambaran tentang tingkat ekfektivitas
pengelolaan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu.
Pengukuran rasio akitivitas terdiri dari:
a. Net Profit Margin
Net Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengkur
marjin laba bersih setelah bunga dan pajak atas penjualan neto pada suatu
periode tertentu.
b.
Hasil
Pengambilan Investasi (Return On Investment/ROI)
Rasio ini mengukur keuntungan yang diperoleh dari
hasil kegiatan perusahaan (Net Income)
dengan jumlah investasi atau aktiva yeng digunakan setelah dikurangi bunga dan
pajak (EAIT) untuk menghasilkan keuntungan yang diinginkan (total assets).
c. Hasil Pengembalian Equitas (Return On Equity/ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio
untuk mengukur laba bersih (net income)
sesudah pajak dengan modal sendiri.
g)
Keterbatasan
Analisa Rasio Keuangan
Menurut Kamaludin dan
Rini Indriani (2011, h50) kekurangan dari informasi analisis rasio ini adalah
sebagai berikut ;
1)
Rasio keuangandidasarkan pada
informasi akuntansi yang dihasilkan melalui prinsip-prinsip akuntansi yang
dianut perusahaan, sedangkan data tersebut dapat ditafsir dengan berbagaimacam
cara dan bahkan bias dimanipulasi.
2)
Rasio keuangan dapat mencerminkan
suatu kondisi yang luar biasa dimasa lampau, sebagai contoh penjualan meningkat
200%. Apabila tidak didelidiki lebih lanjut dengan data pendukung, maka
hasilnya bias karena bias saja penjualan meninggkat buka karena unit terjualnya
yang meningkat tetapi harga barang tersebut sudah naik 200% sehingga
menimbulkan penarikan kesimpulan yang salah.
3)
Sulit untuk ditemukan ukuran rasio
standar yang memberikan arti tidak kabur sebagai dasar perbandinagan
h)
Pengertian
Kinerja Perusahaan
Menurut Ikatan akuntan
Indonesia (2009,h8) pengertian kinerja keuangan berdasarkan SAK ETAP adalah
hubungan antara penghasilan dan beban dari etis tas sebagaimana disajikan dalam
laporan laba rugi. Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai
dasar untuk pengukuran lain, seperti tingkat pengembalian investasi atau laba
per saham.
i)
Kriteria
Perusahaan yang Sehat
Menurut
Hadi Tjokrosusilo (2011) ada sejumlah indikator bahwa suatu perusahaan sehat,
yaitu : jumlah pelanggan, efektifitas karyawan, jumlah cabang, asset,
Revenue/profit, produk principal bertambah lebih cepat dari industri, dan
memikirkan karyawan (people development).
D.
Hipotesis
1)
Kinerja perusahaan PT.
Bakrie Telecom Tbk. baik.
2)
Kinerja perusahaan PT.
XL Axiata Tbk. baik.
3)
Kinerja perusahaan PT.
Smartfren Telecom Tbk. baik.
4)
Kinerja perusahaan PT.
Indosat Tbk. baik.
5)
Kinerja perusahaan PT.
Telekomonukasi Indonesia Tbk. (Persero) baik.
E.
Alat Analisis
Alat analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan
rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas,
dan rasio profitabilitas.
F.
Hasil
Penelitian yang dilakukan
dengan menggunakan penelitian deskriptifm karena penelitian ini bersifat
menganalisis laporan keuangan PT. Bakrie Telecom Tbk., PT. XL Axiata Tbk., PT
SMartfren Telecom Tbk., PT. Indosat Tbk., dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
(Persero). Disini akan membahas hasil dari analisis kelima perusahaan tersebut.
Gambar
grafik hasil dari kelima perusahaan telekomunikasi sebagai berikut :
G.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari perhitungan
jenis-jenis analisa rasio likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas, maka dinilai
bahwa kelima perusahaan tersebut memiliki kinerja keuangan perusahaan yang
tidak baik. Namun pada PT. Smartfren Telecom Tbk. memiliki nilai rasio inventory
to net working capital yang cukup baik dan pada PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk. (persero) memiliki nilai times interest earned, rasio
perputaran kas dan rasio inventory to net working capital yang baik
juga. Selain itu, kelima perusahaan tersebut memiliki perputaran piutang yang
cukup memuaskan dan persediaan yang tidak mengalami penumpukan.
Kemudian berdasarkan hasil dari perhitungan jenis-jenis analisa
rasio profitabilitas, maka dinilai bahwa PT. Bakrie Telecom Tbk., PT. XL Axiata
Tbk., dan PT. Indosat Tbk. memiliki kinerja keuangan perusahaan yang dapat
dinilai buruk. Namun pada PT. Smartfren Telecom Tbk. dan PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk. (persero) dapat dinilai memiliki kinerja perusahaan yang cukup
baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar