Kamis, 08 Maret 2018

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA



A.    Latar Belakang Masalah
      Untuk menilai sejauh mana tingkat kekuatan ataupun kesehatan, maka sebaiknya seorang manajer keuangan dapat menilai dan menganalisis kinerja keuangan dari perusahaannya. Kinerja keuangan perusahaan selama beroperasi dapat terlihat melalui laporan keuangan yang berisi informasi mengenai data data keuangan. Dengan menganalisis laporan keuangan akan membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam memilih dan mengevaluasi informasi. Analisa rasio keuangan adalah analisis laporan keuangan yang banyak digunakan karena penggunaannya yang relatif mudah.
      PT. Bakrie Telecom Tbk., PT. XL Axiata Tbk., PT. Smartfren Telecom Tbk., PT. Indosat Tbk., dan PT. Telekomonukasi Indonesia Tbk. (Persero) merupakan perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia dan menjadi perusahaan go public yang telah terdaftar di bursa efek indonesia, serta memiliki kinerja perusahaan yang berfluktuasi sehingga penulis menjadi tertarik untuk menganalisis laporan keuangan kelima perusahaan tersebut dengan judul “Analisis Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan Analisa Rasio Keuangan pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
B.     Permasalahan
1.      Apakah kinerja keuangan perusahaan PT. Bakrie Telecom Tbk. baik?
2.      Apakah kinerja keuangan perusahaan PT. XL Axiata Tbk. baik?
3.      Apakah kinerja keuangan perusahaan PT. Smartfren Telecom Tbk. baik?
4.      Apakah kinerja keuangan perusahaan PT. Indosat Tbk. baik?
5.      Apakah kinerja keuangan perusahaan PT. Telekomonukasi Indonesia Tbk. (Persero) baik?
C.     Kajian Teori
a)      Pengertian Laporan Keuangan
      Menurut Lembaga Studi Manajemen Anggaran Publik (LS-MAP, 2010) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan adalah analisis terhadap neraca dan perhitungan rugi laba serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya untuk mengetahui gambaran tentang posisi keuangan dan perekembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.
      Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari ringkasan proses akuntansi yang meliputi transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan dan diolah sedemikian rupa sehingga dapat memberikan informasi atas keadaan finansial perusahaan yang dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
b)      Tujuan Laporan Keuangan
      Menurut kasmir (2010,h10) tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1.      Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini;
2.      Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki pada saat ini;
3.      Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu;
4.      Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan pada suatu periode tertentu;
5.      Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan;
6.      Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode;
7.      Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan;
8.      Informasi keuangan lainnya.
c)      Komponen Laporan Keuangan
      Unsur-unsur laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP adalah Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
      Secara umum terdapat beberapa pembaharuan dalam proses penyajian laporan keuangan menurut International Financial Reporting Standard (IFRS). Sebelumnya, sebuah laporan keuangan yang lengkap meliputi Balance Sheet (Neraca), IncomeStatement ( Laporan Laba Rugi), dan Cash Flow Statement (Laporan Arus Kas). Revisi yang dilakukan oleh International Accounting Standard (IAS) adalah terkait dengan perubahan title dari Balance Sheet menjadi Statement of Financial Position, Cash Flow Statement menjadi “Statement oh Cash Flow, serta adanya laporan baru yaitu Statement of Comprehensive Income yang terkait dengan adopsi konsep Comprehensive Income.” (Wordpress, 2012)
d)      Definisi Analisis Laporan Keuangan
      Menurut Lembaga Studi Manajemen Anggaran Publik (LS-MAP, 2010) menyatakan bahwa Menurut Ikatan Akuntan Indonesia Analisis Laporan Keuangan adalah analisis terhadap neraca dan perhitungan rugi laba serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya untuk mengetahui gambaran tentang posisi keuangan dan perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.
e)      Pengertian Analisis Rasio Keuangan
      Pengertian analisis rasio keuangan menurut James C van Home dalam buku Kasmir (2010, h104) adalah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakn untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
f)        Jenis-jenis Rasio Keuangan
      Terdapat empt rasio keuangan yang dapat digunakan dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan, yaitu: (Kasmir, 2010, h128-196).
1.      Rasio Likuiditas atau Liquidity Ratios
      Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.
a.       Rasio Lancar (Current Ratio); menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar (utang jangka pendek) yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang tersedia dalam perusahaan tanpa memperhitungkan nilai persediaan (inventory).
b.      Rasio Cepat (Quick Ratio); kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar (utang jangka pendek) yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang tersediatanpa memperhitungkan nilai persediaan (inventory).
c.       Rasio Kas (Cash Ratio); alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
d.      Rasio Perputaran Kas (Cash Turn Over); mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan (utang-utang) dan membiayai penjualan.
e.       Inventory to Net Working Capital; mengukur atau membandingkan  antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

2.      Rasio Solvabilitas atau Leverage
       Rasio atau perbandingan yang menggambarkan kemampuan sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial mereka. Hal itu termasuk kewajiban jangka panjang dan kewajiban jangka pendek. 
a.      Rasio Hutang Terhadap Total Aktiva (Debt to Assets Ratio)
      Rasio ini menunjukkan seberapa besar dari keseluruhan aktiva perusahaan yang dibelanjai oleh hutang atau seberapa besar proporsi antara kewajiban yang dimiliki dengan kekayaan yang dimiliki.
b.      Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)
Perbandingan antara utang perusahaan dengan modal yang dipunyainya atau imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.


c.       Long-Term Debt To Equity Ratio
      Rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri dan hasil perhitungannya menunjukkan seberapa besar bagian dari setiap modal sendiri dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang.
d.      Times Interst Earned
      Rasio yang digunakan untuk mengtahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga bagi kreditor.
3.      Rasio Aktivitas
      Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Pengukuran rasio aktivitas terdiri dari :
a.      Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit. Rasio ini menunjukkan seberapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
b.      Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
      Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan berputar dalam suatu periode.
c.       Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)
      Rasio ini merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk megukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu.
d.      Fixed Assets Turn Over
      Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.

e.       Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turn Over)
      Total Assets Turn Over merupakan rasoi yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
4.      Rasio Profitabilitas
      Rasio Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini menunjukan gambaran tentang tingkat ekfektivitas pengelolaan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Pengukuran rasio akitivitas terdiri dari:
a.      Net Profit Margin
      Net Profit Margin  merupakan rasio yang digunakan untuk mengkur marjin laba bersih setelah bunga dan pajak atas penjualan neto pada suatu periode tertentu.

b.      Hasil Pengambilan Investasi (Return On Investment/ROI)
Rasio ini mengukur keuntungan yang diperoleh dari hasil kegiatan perusahaan (Net Income) dengan jumlah investasi atau aktiva yeng digunakan setelah dikurangi bunga dan pajak (EAIT) untuk menghasilkan keuntungan yang diinginkan (total assets).

c.       Hasil Pengembalian Equitas (Return On Equity/ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih (net income) sesudah pajak dengan modal sendiri.
 

g)      Keterbatasan Analisa Rasio Keuangan
      Menurut Kamaludin dan Rini Indriani (2011, h50) kekurangan dari informasi analisis rasio ini adalah sebagai berikut ;
1)      Rasio keuangandidasarkan pada informasi akuntansi yang dihasilkan melalui prinsip-prinsip akuntansi yang dianut perusahaan, sedangkan data tersebut dapat ditafsir dengan berbagaimacam cara dan bahkan bias dimanipulasi.
2)      Rasio keuangan dapat mencerminkan suatu kondisi yang luar biasa dimasa lampau, sebagai contoh penjualan meningkat 200%. Apabila tidak didelidiki lebih lanjut dengan data pendukung, maka hasilnya bias karena bias saja penjualan meninggkat buka karena unit terjualnya yang meningkat tetapi harga barang tersebut sudah naik 200% sehingga menimbulkan penarikan kesimpulan yang salah.
3)      Sulit untuk ditemukan ukuran rasio standar yang memberikan arti tidak kabur sebagai dasar perbandinagan
h)      Pengertian Kinerja Perusahaan
      Menurut Ikatan akuntan Indonesia (2009,h8) pengertian kinerja keuangan berdasarkan SAK ETAP adalah hubungan antara penghasilan dan beban dari etis tas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi. Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk pengukuran lain, seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham.


i)        Kriteria Perusahaan yang Sehat
      Menurut Hadi Tjokrosusilo (2011) ada sejumlah indikator bahwa suatu perusahaan sehat, yaitu : jumlah pelanggan, efektifitas karyawan, jumlah cabang, asset, Revenue/profit, produk principal bertambah lebih cepat dari industri, dan memikirkan karyawan (people development).
D.    Hipotesis
1)      Kinerja perusahaan PT. Bakrie Telecom Tbk. baik.
2)      Kinerja perusahaan PT. XL Axiata Tbk. baik.
3)      Kinerja perusahaan PT. Smartfren Telecom Tbk. baik.
4)      Kinerja perusahaan PT. Indosat Tbk. baik.
5)      Kinerja perusahaan PT. Telekomonukasi Indonesia Tbk. (Persero) baik.
E.     Alat Analisis
      Alat analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.
F.      Hasil
      Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan penelitian deskriptifm karena penelitian ini bersifat menganalisis laporan keuangan PT. Bakrie Telecom Tbk., PT. XL Axiata Tbk., PT SMartfren Telecom Tbk., PT. Indosat Tbk., dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Persero). Disini akan membahas hasil dari analisis kelima perusahaan tersebut.
Gambar grafik hasil dari kelima perusahaan telekomunikasi sebagai berikut     :












G.    Kesimpulan
      Berdasarkan hasil dari perhitungan jenis-jenis analisa rasio likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas, maka dinilai bahwa kelima perusahaan tersebut memiliki kinerja keuangan perusahaan yang tidak baik. Namun pada PT. Smartfren Telecom Tbk. memiliki nilai rasio inventory to net working capital yang cukup baik dan pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (persero) memiliki nilai times interest earned, rasio perputaran kas dan rasio inventory to net working capital yang baik juga. Selain itu, kelima perusahaan tersebut memiliki perputaran piutang yang cukup memuaskan dan persediaan yang tidak mengalami penumpukan.
      Kemudian berdasarkan hasil dari perhitungan jenis-jenis analisa rasio profitabilitas, maka dinilai bahwa PT. Bakrie Telecom Tbk., PT. XL Axiata Tbk., dan PT. Indosat Tbk. memiliki kinerja keuangan perusahaan yang dapat dinilai buruk. Namun pada PT. Smartfren Telecom Tbk. dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (persero) dapat dinilai memiliki kinerja perusahaan yang cukup baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar