Minggu, 04 Maret 2018

MAKALAH GAYA KEPEMIMPINAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Secara harfiah kepemimpinan atau leadership berarti adalah sifat, kapasitas dan kemampuan seseorang dalam memimpin. Arti dari kepemimpinan sendiri sangat luas dan bervariasi berdasarkan para ilmuwan yang menjelaskannya. Menurut Charteris-Black (2007), definisi dari kepemimpinan adalah “leadership is process whereby an individual influence a group of individuals to achieve a common goal”. Kepemimpinan adalah sifat dan nilai yang dimiliki oleh seorang leader. Teory kepemimpinan telah berkembang sejak puluhan tahun yang lalu dan sudah banyak berbagai referensi dalam bentuk beraneka macam mengenai topic ini yang dihasilkan dari berbagai penelitian. Fungsi kepemimpinan dalam sebuah organisasi atau kelompok sangat penting karena fungsi kepemimpinanlah sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya melalui jalan dan cara yang benar. Memahami dengan baik mengenai konsep kepemimpinan sangat membantu seseorang dan organisasi bekerja lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan dan kondisi yang diinginkan. Pembagian konsep kepemimpinan dalam berbagai aspek telah banyak dilakukan oleh para peneliti dan ahli. Pembagian style kepemimpinan yang paling dasar dan sekaligus mendasari perkembangan klasifikasi kepemimpinan sampai saat ini adalah berdasarkan hasil penelitian Lewin (1939). Beliau membagi style kepemimpinan menjadi 3 kategori utama yaitu autocratic leadership, democratic leadership, dan delegative leadership. Masing – masing kategorie ini mempunyai karakteristik dan ciri khas yang membedakan antara satu dengan yang lainnya.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksudgayakepemimpinan?
2.      Apafaktor yang mempengaruhigayakepemimpinan?
3.      Apajenisgayakepemimpinan?
4.      Apasajahasilpenelitian yang berhubungandengangayakepemimpinan?
C.    TUJUAN
1.      Mengetahuiartidarigayakepemimpinan.
2.      Mengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhigayakepemimpinan.
3.      Mengetahuijenis-jenisdarigayakepemimpinan.
4.      Mengetahuihasil-hasilpenelitian yang berhubungandengangayakepemimpinan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN GAYA KEPEMIMPINAN
1.      Perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para anggota  organisasi.
2.      Pola tingkah laku yang menunjukan  seseorang pada saat ia mencoba mempengaruhi orang lain (Agus Dharma, 1984).
3.      Pola perilaku pada saat seseorang mempengaruhi orang lain dan mereka menerimanya (Paul Hersley dan Kenneth Blanchard, 1988).
B.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GAYA KEPEMIMPINAN
1.         Sistem nilai
2.         Rasa yakin terhadap bawahan
3.         Inklinasi kepemimpinan
4.         Perasaan aman dalam situasi tertentu
Gaya kepemimpinan merupakan bagian dari apa yang disebut “Tipe Kepemimpinan”. Tipe kepemimpinan adalah bentuk/pola/jenis kepemimpinan, yang di dalamnya diimplementasikan satu/ lebih perilaku atau gaya kepemimpinan sebagai pendukungnya.
C.    BERBAGAI GAYA KEPEMIMPINAN
1.      Gaya kepemimpinan Otoriter
Ciri-ciri :
a)      Menghimpun sejumlah perilaku yang bersifat terpusat pada pemimpin (sentralistik) sebagai satu-satunya penentu, penguasa dan pengendali anggota organisasi dan kegiatannya untuk mencapai tujuan organisasi.
b)      Didasari oleh salah satu kebutuhan manusia yang disebut kekuasaan, sebagai bagian dari kebutuhan realisasi/aktualisasi diri di dalam kebutuhan sosial psikologis yang memotivasi seseorang berbuat sesuatu yang dilakukan dengan menunjukkan kekuasaanya.
c)      Pemimpin dengan semua kekuasaan di tangannya merupakan pihak yang memiliki hak, trutama dalam mengambil keputusan dan hak itu tidak pernah didelegasikan kepada bawahannya.
d)     Keputusan dan perintah pimpinan dianggap selalu benar, sehingga bila terjadi kegagalan, yang salah adalah bawahan bukan pimpinan.
e)      Kekuasaan pimpinan digunakan untuk mengintimidasi dan menekan bawahan, diikuti pengawasan ketat.
2.      Gaya Kepemimpinan Demokratis
Ciri-ciri :
a)      Mengakui dan menghargai manusia sebagai makhluk individual, yang memiliki perbedaan kemampuan satu dengan yang lain.
b)      Memberi hak dan kesempatan sama pada setiap anggota sebagai makhluk sosial dalam mengaktualisasi diri melalui prestasi masing-masing.
c)      Menumbuhkan dan mengembangkan kehidupan bersama disertau saling menghargai, mengakui, dan menghormati kelebihan dan kekurangan tiap individu sebagai anggota organisasi.
d)     Memberikan perlakuan sama pada tiap individu untuk maju dan mengembangkan diri dalam persaingan yang fair dan sehat.
e)      Memikulkan kewajiban dan tanggung jawab yang sama dalam menggunakan hak masing-masing untuk mewujudkan kehidupan bersama yang harmonis.
f)       Pimpinan selalu dan berusah amengikutsertakan anggota secara aktif sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
g)      Keberhasilan pimpinan dengan gaya ini dapat dilihat dari apa yang dilakukannya terhadap bawahan.
Kepemimpinan demokratis dapat bergerak dari titik ekstrim tertinggi yang menggambarkan gaya kepemimpinan sangat demokratis, sampai dengan titik ekstrim rendah menjadi gaya otoriter.
Dalam pergeseran tersebut, tipe demokratis berlangsung dalam gaya yang terdiri dari :
1.      Gaya Kepemimpian Birokrat (Bureucrat)
a.    Pemimpin mengutamakan ketaatan pada peraturan, prosedur, dan mekanisme kerja. Ketaatan itu lebih diutamakan daripada kerjasama dan hasil yang akan dicapai.
b.   Pemimpin yang lebih tinggi menuntut ketaatan pimpinan yang lebih rendah dalam satu struktur orgaisasi.
c.    Pemimpin berusaha mengembangkan hubungan informal dalam rangka mengimbangi hubungan kerja formal yang statis dan kaku, meskipun dilakukan di luar pelaksanaan tugas oeganisasi.
d.   Pemimpin dalam mewujudkan dan membina kerjasama dilakukan dengan orientasi pada posisi atau kedudukan anggota, dengan mengatur posisi berjenjang dalam tim kerja.
e.    Pemimpin kurang aktif menciptakan dan mengembangkan kegiatan organisasi, karena cenderung tidak menyukai perubahan dan pengembangan, meskipun terbuka bagi bawahan menuangkan ide, kreatifitas, inisiatif, dan saran.
f.    Pemimpin lamban dalam mengambil keputusan yang didasarkan atas tata hubungan kerja sebagai proses kerja yang dibakukan atau sesuai prosedur yang kaku.
g.   Pemimpin lebih menyukai pekerjaan rutin yang statis dan beresiko rendah daripada pekerjaan menantang bagi kemajuan organisasi.
2.      Gaya Kepemimpinan Pengembangan (Developer)
a.    Pemimpin sangat mahir dalam menciptakan, mengembangkan dan emembina kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin lebih mulai menerapkan fungsi-fungsi manajemen.
b.   Pemimpin bekerja secara teratur dan bertanggung jawab.
c.    Pemimpin mau dan mampu mempercayai orang lain dakan melaksanakan pekerjaan, dengan melimpahkan wewenang dan tanggung jawab secara jelas.
d.   Pemimpin selalu berusaha meningkatkan kemampuan kerja anggotanya.
e.    Pemimpin memiliki kemampuan dan kemauan positif dalam menghargai, menghormati dan memberdayakan anggotanya sesuai kemampuan masing-masing.
f.    Pemimpin memilki kemauan dan kemampuan membina hubungan manusiawi yang efektif di dalam atau pun di luar jam kerja.
g.   Pemimpin meyakini bahwa anggota organisasi merupakan individu yang mampu bertanggung jawab bila diberi kesempatan sesuai dengan batas-batas potensi yang diimiliki.
3.      Gaya Kepemimpinan Eksekutif (Executive)
a.    Pemimpin memiliki keyakinan bahwa orang lain khususnya anggota dapat bekerja dan menjadi pemimpin sebaik dirinnya, sehingga harus dihargai secara layak dan manusiawi.
b.   Pemimpin memiliki komitmen tinggi pada kegiatan pengembangan anggotanya yang berpotensi.
c.    Pemimpin cenderung memiliki orientasi pada kualitas pelaksanan tugas dan hasil-hasilnya, dengan menetapkan standar kerja yang tinggi.
d.   Berdisiplin dalam bekerja
e.    Pemimpin seleau berusaha menumbuhkan dan mengembangkan pertisipasi aktif anggotanya.
f.    Pemimpin memiliki semangat yang tinggi, moral, loyalitas dan dedikasi, sehingga menjadi teladan bangi anggota organisasi.
g.   Pemimpin memiliki kemampuan menumbuhkan kesadaran dan kesediaan bekerja keras untuk menjadi anggota organisasi yang sukses tanpa menekan/memaksa.
h.   Pemimpin menempatkan dan menghargai anggota sebagai partner, bukan sekedar bawahan biasa.
i.     Pemimpin kemampuan mewujudkan kualitas kehidupan kerja (QWL) yang kondusif.
j.     Pemimpin memiliki perhatian yang positif dalam menyelesaikan konflik antar sesama anggota organisasi dan antar bawahan dengan pimpinan/manajer, terutama konflik non fungsional.
k.   Terbuka terhadap kritik, saran, pendapat yang dimanfaatkan untuk memperbaiki kekeliruan/kesalahan dalam melaksanakan kepemimpinannya.
l.     Pemimpin memiliki kemempuan membedakan masalah yang perlu atau tidak perlu diselesaikan di dalam/di luar rapat. Selanjutnya pemimpin memiliki kemampuan memprioritaskan penyelesaian masalah dari masalah yang paling penting.
4.      Gaya Kepemimpinan Organisatoris dan Administrator
a.    Pemimpin menyenangi pembagian dan pembidangan kerja yang jelas dengan membentuk unit-unit kerja,menciptakan kerjasama yang sistematik.
b.   Pemimpin bekerjasama secara berencana dengan langkah-langkah yag sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen.
c.    Pemimpin sangat mementingkan ketersediaanya data dan atau informasi yang muakhir untuk dipakai dalam pengambilan keputusan, sehingga dilaksanakan sistem informasi manajemen yang memuat informasi akurat sesuai kebutuhan.
d.   Pemimpin memiliki kemampuan mewujudkan kerjasama, ternyata rendah orientasinya pada hubungan kemanusiaan, sehingga gaya ini cenderung mudah tergelincir menjadi gaya otoriter yang menuntut ketaatan pada pemimpin sebagai atasan yang berwenang mwlaksanakan peraturan dalam kerja.
e.    Pemimpin dalam kerja atau mengelola organisasi anggotanya berpegang teguh pada peraturan, baik dari organisasi atasan maupun ditetapkan secara khusus untuk lingkungan organisasinya. Peraturan dijadikan dasar untuk menolak gagasan, inisiatif, kreativitas, inovasi dan sebagainya dengan alasan tidak sesuai dengan peraturan. Penyebab utamanya adalah pemimpin tidak senang dengan perubahan yang dianggapnya mengganggu stabilitas organisasi.
f.    Pemimpin mampu meyakinkan anggota bahwa ide, kreativitas, inovasi dan sebagainya yang datang dari dirinya harus dilaksanakan secara bertanggung jawab.
5.      Gaya Kepemimpinan Resmi (Legitimate/Headmanship)
Gaya ini termasuk bagian dari gaya kepemimpinan demokratis, diantaranya disebut Kepala Kantor, Kepala Biro atau Ketua Tim, Ketua Lembaga Penelitian, Direktur Keuangan dan sebagainya.
Karakteristik:
a.    Pemimpin menempatkan dirinya sebagai pelindung anggota, sebagai layaknya ayah karean ia harus bertanggung jawab atas segala akibat, baik postitif maupun negative.
b.   Pemimpin menampilkan tanggung jawabnya mengayomi, melindungi dan membela kepentingan anggotanya.
c.    Pemimpin selalu berusaha mendahulukan dan mengutamakan kepentingan organisasi karena merupakan kepentingan bersama.
d.   Kepemimpinan ini dijalankan juga dengan sikap pengabdian, kerelaan berkorban dan kepeloporan yang tinggi dalam mewujudkan kegiatan yang bermanfaat bagi kepentingan organisasi.

3.      Gaya KepemimpinanBebas (Laissez Faire/Free-Rein)
a. Berpandangan bahwa anggota organisasinya mempu mandiri dalam membuat keputusan atau mamppu mengurus diri sendiri, dengan sesedikit mungkin memberikan pengarahan/petunjuk.
b. pemimpin membiarkan kelompoknya memantapkan tujuan dan keputusannya.
c. pemimpin memberi sedikit dukungan untuk melakukan usaha secara keseluruhan.
d. Pemberian kebebasan pada anggota untuk bertindak tanpa control/pengawasan, kecuali jika diminta.
Gaya kepemimpinan yang termasuk dalam kepemimpinan bebas ini adalah:
a.    Gaya kepemimpinan Agigator
1)      Didominas oleh perilaku yang menimbulkan konflik/pertentangan anatr anggota, bahkan dengan pihak luar organisasi. Perilaku ini didasari kehendak pimpinan untuk memperoleh sesuatu yang menguntungkan dirinya sendiri dari pertentangan yang sengaja diciptakan.
2)      Kepemimpinan dijalankan dengan adu domba, menghasut, menyebar fitnah, menciptakan konflik non fungsional. Kondisi ini tercipta diawali dengan memberi kebebasan pada setiap anggota untuk membuat keputusan melaksanakannya. Setiap pendapat yang berbeda mendapat dukungan dari sejumlah anggota sebagai pengikutnya.
3)      Banyak yang ditemui di bidang politik yang dilakukan dengan menciptakan situasi saling mencurigai, tidak percaya, saling menjatuhkan.
Jadi kepemimpinan agiator adalah kepemimpinan yang memiliki kemampuan memecah belah anggota untuk kepentingan dirinya sendiri sebagai pemimpin.
b.Gaya kepemimpinan symbol
1)      Pada dasarnya dijalankan tanpa memimpin dalam arti sebenarmya karena tidak melakukan usaha mempengaruhi anggota. Kepemimpinannya sekedar ditempatkan, dihormati, dan disegani sebagai symbol puncak di lingkungan organinsasi. Bisa terjadi karena, tradisi, keturunan, nama besar, dsb.
2)      Pemimpin tidak memiliki dan tidak menjalankan wewenang, tidak memikul tanggung jawab karena dilimpahkan sepenuhnya pada pemimpin pelaksana.
3)      Sering difungsikan sebagai penasehat, sehingga bebas untuk digunakan atau tidak oleh pemimpin pelaksana.
4.      Gaya Kepemimpinan yang Lain
a.   Gaya Kepemimpinan keahlian (Expert)
Gaya kepemimpinan ini didasarkan pada keahlian tertentu yang dimiliki seseorang dan keahliannya tersebut banyak dibutuhkan oleh anggota-anggotanya. Gaya ini menekankan seorang pemimpi harus professional di bidangnya yang dapat diperoleh dari pendidikan formal dan/atau pengalaman kerja yang cukup lama di bidangnya. Dalam aplikasinya, gaya kepemimpinan keahlian cenderung dilaksanakan dengan gaya atau perilaku yang termasuk pada tipe kepemimpinan otoriter. Kecendeerungan ini dapat terjadi karena pemimpin yang ahli sering merasa tidak perlu memperoleh masukan berupa inisiatif, kraetivitas, saran atau kritik dari anggotanya yang dipandang tidak ahli di bidang yang dia kuasai tersebut. Keputusan yang diambil dipandang terbaik menurut kaca mata pemimpin keahlian tersebut, dan harus dilaksanakan tanpa berhak dibantah oleh anggota-anggotanya.
b.  Gaya Kepemimpinan Karismatik
Gaya kepemimpinan karismatik adalah gaya atau perilaku kepemimpinan yang bersandar pada karakteristik kualitas kepribadian yang istimewa sehingga mampu menciptakan kepengikutan pada pemimpin sebagai panutan, yang memiliki daya Tarik yang sangat memukau, dengan memperoleh pengikut yang banyak (Hadari, 2003). Menurut Robbins (1996) kepemimpinan karismatik adalah kemampuan kepemimpinan yang luar biasa atau heroic dalam mengamati perilaku-perilaku tertentu. Yukl (1998) mengidentifikasikan indikator kepemimpinan karismatik sebagai berikut:
1)   Pengikut meyakini kebearan pemimpinnya dalam memimpin.
2)   Pengikut menerima gaya kepemimpinan pimpinannya tanpa banyak bertanya/membantah.
3)   Pengikut memiliki rasa kasih saying kepada pemimpinny.
4)   Pengikut sadar mengikuti perintah pimpinannya.
5)   Pengikut diikutsertakan dalam mewujudkan misi perusahaan secara emosional.
6)   Bertujuan mempertinggi kinerja (performance) pengikut.
7)   Pengikut sangat percaya bahwa pemimpinnya mampu mewujudkan misi organisasi.
House (dalam Robbins, 1996) mengidentifikasi dua indikator kepemimpinan karismatik, yakni:
1)   Kepercayaan diri ( self confident)
2)   Memiliki keteguhan dalam keyakinan (have storng conviction) yang luar biasa tinggi.
Karakteristik utama kepemimpinan karismatik (HAdari, 2003) dijelaskan sebagai berikut:
1)      Percaya diri
2)      Memiliki visi dan tujuan ideal untuk menformulasi masa depan yang lebih baik
3)      Memiliki kemampuan untuk mengungkapkan visi secara jelas
4)      Keyakinan yang kuat terhadap visi, komitmen bersedia menerima risiko.
5)      Perilaku yang ke luar aturan, dalam hal ini cenderung tidak memunculkan perilaku baru yang kreatif, dikagumi dan sering membuat kejutan
6)      Dipandang sebagai agen perubahan, buka pengikut status quo
7)      Memiliki kepekaan terhadap lingkungan, mampu menilai lingkungan secara realistis.
c.    Gaya Kepemimpinan Paternalistik
Menurut Hadari (2003) gaya paternalistic adalah gaya kepemimpinan yang diwarnai oleh sikap kebapakan dalam arti bersifat melindungi, mengayomi dan menolong anggota organisasi. Pemimpin menjadi tempat bertanya dan tumpuan haraan pengikutnya dalam menyelesaikan masalah-masalah. Menurut Sondang (1991) dalam Hadari (2003) tipe kepemimpinan peternalistik banyak ditemui pada masyarakat agraris, tradisional. Popularitas pemimpin paternalistik disebabkan oleh: (1) kuatnya ikatan primordial, (2) extended family system, (3) kehidupan masyarakat yang ka,unalistik, (4) peran adat istiadat yang sangat kuat, dan (5) hubungan pribadi dan rasa hormat yang sangat tinggi pada orang tua.
Menurut Hadari (2003), gaya atau perilaku kepemimpinan paternalistic dilihat dari kepemimpinan yang bersidat melindungi, secara tradisional cenderung termasuk tipe kepemimpinan otoriter karena anggota harus mematuhi setiap aturan yang ditetapkan pemimpin. Apabila dilihat dari perkembangan kehidupan masyarakat, kepemimpinan ini termasuk tipe kepemimpinan demokrais karena pemimpin demokratis karena pemimpin tidak mementingkan diri sendiri dan merupakan tempat bertanya bago anggota, termasuk dalam hal memberi kesempatan anggota mengungkapkan ide/gagasan-gagasannya.
D.  Hasil Penelitian Berhubungan Dengan Gaya Kepemimpinan
1.  Hasil Penelitian Galih Ramantika (mahasiswa bimbingan penulis) berjudul: Pengaruh Budaya Organisasional, Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Disiplin Kerja yang Berdampak pada Kinerja Karyawan pada Pamela Swalayan 7 di Yogyakarta (2014), dengan jumlah 63 karyawan, dihasilkan:
a. Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja karyawan.
b. Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifika terhadap kinerja karyawan.
2. Hasil penelitian Susanti (mahasiswa bimbingan penulis) berjudul: Pengaruh Motivasi, Kepemimpinan dan Stres Kerja terhadap KInerja Guru, SMK Muhammadiyah Salaman Magelang (2014) dengan jumlah 55 guru sebagai sampel, menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh posotif dan signifikan terhadap kinerja guru.
3. Hasil penelitian FAdli Fahrudi (mahasiswa bimbingan penulis) berjudul: Pengaruh Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Tranformasional terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. GE Lighting, Indonesia Yogyakarta (2011), dengan jumlah 156 karyawan bagian produksi di PT. GE Lighting Indonesia menyatakan bahwa gaya kepemimpinan tranformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.



BAB III
PENUTUP
Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin para pengikutnya, perilaku para pemimpin itu disebut dengan gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau kepribadian. Seorang pemimpin merupakan seseorang yang memiliki suatu program dan yang berperilaku secara bersama-sama dengan anggota-anggota kelompok dengan mempergunakan cara atau gaya tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai peranan sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan mengkordinasikan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Terdapat 4 jenisutamadarigayakepemimpinan, yaituotoriter, demokratis, bebas, dangayakepemimpinan lain diluarjenislainnya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar