BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Secara harfiah kepemimpinan atau leadership berarti
adalah sifat, kapasitas dan kemampuan seseorang dalam memimpin. Arti dari
kepemimpinan sendiri sangat luas dan bervariasi berdasarkan para ilmuwan yang
menjelaskannya. Menurut Charteris-Black (2007), definisi dari kepemimpinan
adalah “leadership is process whereby an individual influence a group of
individuals to achieve a common goal”. Kepemimpinan adalah sifat dan nilai yang
dimiliki oleh seorang leader. Teory kepemimpinan telah berkembang sejak puluhan
tahun yang lalu dan sudah banyak berbagai referensi dalam bentuk beraneka macam
mengenai topic ini yang dihasilkan dari berbagai penelitian. Fungsi
kepemimpinan dalam sebuah organisasi atau kelompok sangat penting karena fungsi
kepemimpinanlah sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya melalui jalan dan
cara yang benar. Memahami dengan baik mengenai konsep kepemimpinan sangat
membantu seseorang dan organisasi bekerja lebih efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan dan kondisi yang diinginkan. Pembagian konsep kepemimpinan
dalam berbagai aspek telah banyak dilakukan oleh para peneliti dan ahli.
Pembagian style kepemimpinan yang paling dasar dan sekaligus mendasari
perkembangan klasifikasi kepemimpinan sampai saat ini adalah berdasarkan hasil
penelitian Lewin (1939). Beliau membagi style kepemimpinan menjadi 3 kategori
utama yaitu autocratic leadership, democratic leadership, dan delegative leadership.
Masing – masing kategorie ini mempunyai karakteristik dan ciri khas yang
membedakan antara satu dengan yang lainnya.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
yang dimaksudgayakepemimpinan?
2.
Apafaktor
yang mempengaruhigayakepemimpinan?
3.
Apajenisgayakepemimpinan?
4.
Apasajahasilpenelitian
yang berhubungandengangayakepemimpinan?
C. TUJUAN
1.
Mengetahuiartidarigayakepemimpinan.
2.
Mengetahuifaktor-faktor
yang mempengaruhigayakepemimpinan.
3.
Mengetahuijenis-jenisdarigayakepemimpinan.
4.
Mengetahuihasil-hasilpenelitian
yang berhubungandengangayakepemimpinan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
GAYA KEPEMIMPINAN
1. Perilaku
atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran,
perasaan, sikap dan perilaku para anggota
organisasi.
2. Pola
tingkah laku yang menunjukan seseorang
pada saat ia mencoba mempengaruhi orang lain (Agus Dharma, 1984).
3.
Pola perilaku pada saat seseorang
mempengaruhi orang lain dan mereka menerimanya (Paul Hersley dan Kenneth
Blanchard, 1988).
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
GAYA KEPEMIMPINAN
1.
Sistem nilai
2.
Rasa yakin terhadap bawahan
3.
Inklinasi kepemimpinan
4.
Perasaan aman dalam situasi tertentu
Gaya kepemimpinan merupakan bagian dari
apa yang disebut “Tipe Kepemimpinan”. Tipe kepemimpinan adalah
bentuk/pola/jenis kepemimpinan, yang di dalamnya diimplementasikan satu/ lebih
perilaku atau gaya kepemimpinan sebagai pendukungnya.
C.
BERBAGAI
GAYA KEPEMIMPINAN
1. Gaya kepemimpinan Otoriter
Ciri-ciri
:
a) Menghimpun
sejumlah perilaku yang bersifat terpusat pada pemimpin (sentralistik) sebagai
satu-satunya penentu, penguasa dan pengendali anggota organisasi dan
kegiatannya untuk mencapai tujuan organisasi.
b) Didasari
oleh salah satu kebutuhan manusia yang disebut kekuasaan, sebagai bagian dari
kebutuhan realisasi/aktualisasi diri di dalam kebutuhan sosial psikologis yang
memotivasi seseorang berbuat sesuatu yang dilakukan dengan menunjukkan
kekuasaanya.
c) Pemimpin
dengan semua kekuasaan di tangannya merupakan pihak yang memiliki hak, trutama
dalam mengambil keputusan dan hak itu tidak pernah didelegasikan kepada
bawahannya.
d) Keputusan
dan perintah pimpinan dianggap selalu benar, sehingga bila terjadi kegagalan,
yang salah adalah bawahan bukan pimpinan.
e) Kekuasaan
pimpinan digunakan untuk mengintimidasi dan menekan bawahan, diikuti pengawasan
ketat.
2.
Gaya
Kepemimpinan Demokratis
Ciri-ciri
:
a) Mengakui
dan menghargai manusia sebagai makhluk individual, yang memiliki perbedaan
kemampuan satu dengan yang lain.
b) Memberi
hak dan kesempatan sama pada setiap anggota sebagai makhluk sosial dalam
mengaktualisasi diri melalui prestasi masing-masing.
c) Menumbuhkan
dan mengembangkan kehidupan bersama disertau saling menghargai, mengakui, dan
menghormati kelebihan dan kekurangan tiap individu sebagai anggota organisasi.
d) Memberikan
perlakuan sama pada tiap individu untuk maju dan mengembangkan diri dalam persaingan
yang fair dan sehat.
e) Memikulkan
kewajiban dan tanggung jawab yang sama dalam menggunakan hak masing-masing
untuk mewujudkan kehidupan bersama yang harmonis.
f) Pimpinan
selalu dan berusah amengikutsertakan anggota secara aktif sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
g) Keberhasilan
pimpinan dengan gaya ini dapat dilihat dari apa yang dilakukannya terhadap
bawahan.
Kepemimpinan
demokratis dapat bergerak dari titik ekstrim tertinggi yang menggambarkan gaya
kepemimpinan sangat demokratis, sampai dengan titik ekstrim rendah menjadi gaya
otoriter.
Dalam
pergeseran tersebut, tipe demokratis berlangsung dalam gaya yang terdiri dari :
1.
Gaya
Kepemimpian Birokrat (Bureucrat)
a. Pemimpin
mengutamakan ketaatan pada peraturan, prosedur, dan mekanisme kerja. Ketaatan
itu lebih diutamakan daripada kerjasama dan hasil yang akan dicapai.
b. Pemimpin
yang lebih tinggi menuntut ketaatan pimpinan yang lebih rendah dalam satu
struktur orgaisasi.
c. Pemimpin
berusaha mengembangkan hubungan informal dalam rangka mengimbangi hubungan
kerja formal yang statis dan kaku, meskipun dilakukan di luar pelaksanaan tugas
oeganisasi.
d. Pemimpin
dalam mewujudkan dan membina kerjasama dilakukan dengan orientasi pada posisi
atau kedudukan anggota, dengan mengatur posisi berjenjang dalam tim kerja.
e. Pemimpin
kurang aktif menciptakan dan mengembangkan kegiatan organisasi, karena
cenderung tidak menyukai perubahan dan pengembangan, meskipun terbuka bagi
bawahan menuangkan ide, kreatifitas, inisiatif, dan saran.
f. Pemimpin
lamban dalam mengambil keputusan yang didasarkan atas tata hubungan kerja
sebagai proses kerja yang dibakukan atau sesuai prosedur yang kaku.
g. Pemimpin
lebih menyukai pekerjaan rutin yang statis dan beresiko rendah daripada
pekerjaan menantang bagi kemajuan organisasi.
2.
Gaya
Kepemimpinan Pengembangan (Developer)
a. Pemimpin
sangat mahir dalam menciptakan, mengembangkan dan emembina kerja sama untuk
mencapai tujuan bersama. Pemimpin lebih mulai menerapkan fungsi-fungsi
manajemen.
b. Pemimpin
bekerja secara teratur dan bertanggung jawab.
c. Pemimpin
mau dan mampu mempercayai orang lain dakan melaksanakan pekerjaan, dengan
melimpahkan wewenang dan tanggung jawab secara jelas.
d. Pemimpin
selalu berusaha meningkatkan kemampuan kerja anggotanya.
e. Pemimpin
memiliki kemampuan dan kemauan positif dalam menghargai, menghormati dan
memberdayakan anggotanya sesuai kemampuan masing-masing.
f. Pemimpin
memilki kemauan dan kemampuan membina hubungan manusiawi yang efektif di dalam
atau pun di luar jam kerja.
g. Pemimpin
meyakini bahwa anggota organisasi merupakan individu yang mampu bertanggung
jawab bila diberi kesempatan sesuai dengan batas-batas potensi yang diimiliki.
3.
Gaya
Kepemimpinan Eksekutif (Executive)
a. Pemimpin
memiliki keyakinan bahwa orang lain khususnya anggota dapat bekerja dan menjadi
pemimpin sebaik dirinnya, sehingga harus dihargai secara layak dan manusiawi.
b. Pemimpin
memiliki komitmen tinggi pada kegiatan pengembangan anggotanya yang berpotensi.
c. Pemimpin
cenderung memiliki orientasi pada kualitas pelaksanan tugas dan hasil-hasilnya,
dengan menetapkan standar kerja yang tinggi.
d. Berdisiplin
dalam bekerja
e. Pemimpin
seleau berusaha menumbuhkan dan mengembangkan pertisipasi aktif anggotanya.
f. Pemimpin
memiliki semangat yang tinggi, moral, loyalitas dan dedikasi, sehingga menjadi
teladan bangi anggota organisasi.
g. Pemimpin
memiliki kemampuan menumbuhkan kesadaran dan kesediaan bekerja keras untuk
menjadi anggota organisasi yang sukses tanpa menekan/memaksa.
h. Pemimpin
menempatkan dan menghargai anggota sebagai partner, bukan sekedar bawahan
biasa.
i. Pemimpin
kemampuan mewujudkan kualitas kehidupan kerja (QWL) yang kondusif.
j. Pemimpin
memiliki perhatian yang positif dalam menyelesaikan konflik antar sesama
anggota organisasi dan antar bawahan dengan pimpinan/manajer, terutama konflik
non fungsional.
k. Terbuka
terhadap kritik, saran, pendapat yang dimanfaatkan untuk memperbaiki
kekeliruan/kesalahan dalam melaksanakan kepemimpinannya.
l. Pemimpin
memiliki kemempuan membedakan masalah yang perlu atau tidak perlu diselesaikan
di dalam/di luar rapat. Selanjutnya pemimpin memiliki kemampuan memprioritaskan
penyelesaian masalah dari masalah yang paling penting.
4.
Gaya
Kepemimpinan Organisatoris dan Administrator
a. Pemimpin
menyenangi pembagian dan pembidangan kerja yang jelas dengan membentuk
unit-unit kerja,menciptakan kerjasama yang sistematik.
b. Pemimpin
bekerjasama secara berencana dengan langkah-langkah yag sesuai dengan
fungsi-fungsi manajemen.
c. Pemimpin
sangat mementingkan ketersediaanya data dan atau informasi yang muakhir untuk
dipakai dalam pengambilan keputusan, sehingga dilaksanakan sistem informasi
manajemen yang memuat informasi akurat sesuai kebutuhan.
d. Pemimpin
memiliki kemampuan mewujudkan kerjasama, ternyata rendah orientasinya pada
hubungan kemanusiaan, sehingga gaya ini cenderung mudah tergelincir menjadi
gaya otoriter yang menuntut ketaatan pada pemimpin sebagai atasan yang
berwenang mwlaksanakan peraturan dalam kerja.
e. Pemimpin
dalam kerja atau mengelola organisasi anggotanya berpegang teguh pada
peraturan, baik dari organisasi atasan maupun ditetapkan secara khusus untuk
lingkungan organisasinya. Peraturan dijadikan dasar untuk menolak gagasan,
inisiatif, kreativitas, inovasi dan sebagainya dengan alasan tidak sesuai
dengan peraturan. Penyebab utamanya adalah pemimpin tidak senang dengan
perubahan yang dianggapnya mengganggu stabilitas organisasi.
f. Pemimpin
mampu meyakinkan anggota bahwa ide, kreativitas, inovasi dan sebagainya yang
datang dari dirinya harus dilaksanakan secara bertanggung jawab.
5.
Gaya
Kepemimpinan Resmi (Legitimate/Headmanship)
Gaya
ini termasuk bagian dari gaya kepemimpinan demokratis, diantaranya disebut
Kepala Kantor, Kepala Biro atau Ketua Tim, Ketua Lembaga Penelitian, Direktur
Keuangan dan sebagainya.
Karakteristik:
a.
Pemimpin menempatkan dirinya sebagai
pelindung anggota, sebagai layaknya ayah karean ia harus bertanggung jawab atas
segala akibat, baik postitif maupun negative.
b.
Pemimpin menampilkan tanggung jawabnya
mengayomi, melindungi dan membela kepentingan anggotanya.
c.
Pemimpin selalu berusaha mendahulukan
dan mengutamakan kepentingan organisasi karena merupakan kepentingan bersama.
d.
Kepemimpinan ini dijalankan juga dengan
sikap pengabdian, kerelaan berkorban dan kepeloporan yang tinggi dalam
mewujudkan kegiatan yang bermanfaat bagi kepentingan organisasi.
3.
Gaya KepemimpinanBebas
(Laissez Faire/Free-Rein)
a.
Berpandangan bahwa anggota organisasinya mempu mandiri dalam membuat keputusan
atau mamppu mengurus diri sendiri, dengan sesedikit mungkin memberikan
pengarahan/petunjuk.
b. pemimpin membiarkan kelompoknya
memantapkan tujuan dan keputusannya.
c. pemimpin memberi sedikit dukungan
untuk melakukan usaha secara keseluruhan.
d. Pemberian kebebasan pada anggota untuk bertindak
tanpa control/pengawasan, kecuali jika diminta.
Gaya kepemimpinan yang
termasuk dalam kepemimpinan bebas ini adalah:
a.
Gaya kepemimpinan Agigator
1)
Didominas oleh perilaku yang menimbulkan
konflik/pertentangan anatr anggota, bahkan dengan pihak luar organisasi.
Perilaku ini didasari kehendak pimpinan untuk memperoleh sesuatu yang
menguntungkan dirinya sendiri dari pertentangan yang sengaja diciptakan.
2)
Kepemimpinan dijalankan dengan adu
domba, menghasut, menyebar fitnah, menciptakan konflik non fungsional. Kondisi
ini tercipta diawali dengan memberi kebebasan pada setiap anggota untuk membuat
keputusan melaksanakannya. Setiap pendapat yang berbeda mendapat dukungan dari
sejumlah anggota sebagai pengikutnya.
3)
Banyak yang ditemui di bidang politik
yang dilakukan dengan menciptakan situasi saling mencurigai, tidak percaya,
saling menjatuhkan.
Jadi
kepemimpinan agiator adalah kepemimpinan yang memiliki kemampuan memecah belah
anggota untuk kepentingan dirinya sendiri sebagai pemimpin.
b.Gaya
kepemimpinan symbol
1)
Pada dasarnya dijalankan tanpa memimpin
dalam arti sebenarmya karena tidak melakukan usaha mempengaruhi anggota.
Kepemimpinannya sekedar ditempatkan, dihormati, dan disegani sebagai symbol
puncak di lingkungan organinsasi. Bisa terjadi karena, tradisi, keturunan, nama
besar, dsb.
2)
Pemimpin tidak memiliki dan tidak
menjalankan wewenang, tidak memikul tanggung jawab karena dilimpahkan
sepenuhnya pada pemimpin pelaksana.
3)
Sering difungsikan sebagai penasehat,
sehingga bebas untuk digunakan atau tidak oleh pemimpin pelaksana.
4. Gaya
Kepemimpinan yang Lain
a. Gaya Kepemimpinan keahlian (Expert)
Gaya
kepemimpinan ini didasarkan pada keahlian tertentu yang dimiliki seseorang dan
keahliannya tersebut banyak dibutuhkan oleh anggota-anggotanya. Gaya ini
menekankan seorang pemimpi harus professional di bidangnya yang dapat diperoleh
dari pendidikan formal dan/atau pengalaman kerja yang cukup lama di bidangnya.
Dalam aplikasinya, gaya kepemimpinan keahlian cenderung dilaksanakan dengan
gaya atau perilaku yang termasuk pada tipe kepemimpinan otoriter.
Kecendeerungan ini dapat terjadi karena pemimpin yang ahli sering merasa tidak
perlu memperoleh masukan berupa inisiatif, kraetivitas, saran atau kritik dari
anggotanya yang dipandang tidak ahli di bidang yang dia kuasai tersebut.
Keputusan yang diambil dipandang terbaik menurut kaca mata pemimpin keahlian
tersebut, dan harus dilaksanakan tanpa berhak dibantah oleh anggota-anggotanya.
b. Gaya
Kepemimpinan Karismatik
Gaya
kepemimpinan karismatik adalah gaya atau perilaku kepemimpinan yang bersandar
pada karakteristik kualitas kepribadian yang istimewa sehingga mampu
menciptakan kepengikutan pada pemimpin sebagai panutan, yang memiliki daya
Tarik yang sangat memukau, dengan memperoleh pengikut yang banyak (Hadari,
2003). Menurut Robbins (1996) kepemimpinan karismatik adalah kemampuan
kepemimpinan yang luar biasa atau heroic dalam mengamati perilaku-perilaku
tertentu. Yukl (1998) mengidentifikasikan indikator kepemimpinan karismatik
sebagai berikut:
1)
Pengikut meyakini kebearan pemimpinnya
dalam memimpin.
2)
Pengikut menerima gaya kepemimpinan
pimpinannya tanpa banyak bertanya/membantah.
3)
Pengikut memiliki rasa kasih saying
kepada pemimpinny.
4)
Pengikut sadar mengikuti perintah
pimpinannya.
5)
Pengikut diikutsertakan dalam mewujudkan
misi perusahaan secara emosional.
6)
Bertujuan mempertinggi kinerja
(performance) pengikut.
7)
Pengikut sangat percaya bahwa
pemimpinnya mampu mewujudkan misi organisasi.
House
(dalam Robbins, 1996) mengidentifikasi dua indikator kepemimpinan karismatik,
yakni:
1) Kepercayaan
diri ( self confident)
2)
Memiliki keteguhan dalam keyakinan (have
storng conviction) yang luar biasa tinggi.
Karakteristik utama
kepemimpinan karismatik (HAdari, 2003) dijelaskan sebagai berikut:
1)
Percaya diri
2)
Memiliki visi dan tujuan ideal untuk
menformulasi masa depan yang lebih baik
3)
Memiliki kemampuan untuk mengungkapkan
visi secara jelas
4)
Keyakinan yang kuat terhadap visi,
komitmen bersedia menerima risiko.
5)
Perilaku yang ke luar aturan, dalam hal
ini cenderung tidak memunculkan perilaku baru yang kreatif, dikagumi dan sering
membuat kejutan
6)
Dipandang sebagai agen perubahan, buka
pengikut status quo
7)
Memiliki kepekaan terhadap lingkungan,
mampu menilai lingkungan secara realistis.
c.
Gaya Kepemimpinan Paternalistik
Menurut Hadari (2003) gaya paternalistic
adalah gaya kepemimpinan yang diwarnai oleh sikap kebapakan dalam arti bersifat
melindungi, mengayomi dan menolong anggota organisasi. Pemimpin menjadi tempat
bertanya dan tumpuan haraan pengikutnya dalam menyelesaikan masalah-masalah.
Menurut Sondang (1991) dalam Hadari (2003) tipe kepemimpinan peternalistik
banyak ditemui pada masyarakat agraris, tradisional. Popularitas pemimpin
paternalistik disebabkan oleh: (1) kuatnya ikatan primordial, (2) extended
family system, (3) kehidupan masyarakat yang ka,unalistik, (4) peran adat
istiadat yang sangat kuat, dan (5) hubungan pribadi dan rasa hormat yang sangat
tinggi pada orang tua.
Menurut Hadari (2003), gaya atau perilaku
kepemimpinan paternalistic dilihat dari kepemimpinan yang bersidat melindungi,
secara tradisional cenderung termasuk tipe kepemimpinan otoriter karena anggota
harus mematuhi setiap aturan yang ditetapkan pemimpin. Apabila dilihat dari
perkembangan kehidupan masyarakat, kepemimpinan ini termasuk tipe kepemimpinan
demokrais karena pemimpin demokratis karena pemimpin tidak mementingkan diri
sendiri dan merupakan tempat bertanya bago anggota, termasuk dalam hal memberi
kesempatan anggota mengungkapkan ide/gagasan-gagasannya.
D. Hasil Penelitian Berhubungan Dengan Gaya
Kepemimpinan
1. Hasil Penelitian Galih Ramantika (mahasiswa
bimbingan penulis) berjudul: Pengaruh Budaya Organisasional, Gaya Kepemimpinan
Transformasional terhadap Disiplin Kerja yang Berdampak pada Kinerja Karyawan
pada Pamela Swalayan 7 di Yogyakarta (2014), dengan jumlah 63 karyawan,
dihasilkan:
a.
Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
disiplin kerja karyawan.
b.
Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifika terhadap
kinerja karyawan.
2.
Hasil penelitian Susanti (mahasiswa bimbingan penulis) berjudul: Pengaruh
Motivasi, Kepemimpinan dan Stres Kerja terhadap KInerja Guru, SMK Muhammadiyah
Salaman Magelang (2014) dengan jumlah 55 guru sebagai sampel, menyatakan bahwa
kepemimpinan berpengaruh posotif dan signifikan terhadap kinerja guru.
3.
Hasil penelitian FAdli Fahrudi (mahasiswa bimbingan penulis) berjudul: Pengaruh
Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Tranformasional terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
pada PT. GE Lighting, Indonesia Yogyakarta (2011), dengan jumlah 156 karyawan
bagian produksi di PT. GE Lighting Indonesia menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
tranformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan.
BAB
III
PENUTUP
Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang
berbeda dalam memimpin para pengikutnya, perilaku para pemimpin itu disebut
dengan gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi
bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau kepribadian.
Seorang pemimpin merupakan seseorang yang memiliki suatu program dan yang
berperilaku secara bersama-sama dengan anggota-anggota kelompok dengan mempergunakan
cara atau gaya tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai peranan sebagai
kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan mengkordinasikan perusahaan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Terdapat 4 jenisutamadarigayakepemimpinan,
yaituotoriter, demokratis, bebas, dangayakepemimpinan lain diluarjenislainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar