Minggu, 04 Maret 2018

makalah manejemen proyek


BAB 1
PENDAHULUAN

 1. Latar Belakang
Manajemen adalah aktivitas yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya yang dimiliki suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proyek merupakan Suatu kegiatan sementara yang dilakukan atau yang berlangsung dalam waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk (deliverable) yang kriterianya telah digariskan dengan jelas.
Semakin maju peradaban manusia, semakin cangih dan kompleks proyek yang dikerjakan dengan melibatkan pengguna sumberdaya dalam bentuk tenaga manusia, material dan dana yang jumlahnya bertambah besar. Diiringi pula dengan semakin ketat kompetisi penyelenggaraan proyek untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga dibutuhkan cara pengelolaan, metoda serta teknik yang paling baik sehingga pengunaan sumber daya benar-benar efektif dan efisien sehingga dibutuhkan manajemen proyek. Dengan kata lain manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari pendekatan penggelolaan yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek, suatu kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan kegiatan operasional rutin. Manajemen Proyek berbeda dengan manajemen klaisik yang berhasil menggelola kegiatan operasional. Hal ini karena beberapa prilaku proyek yang penuh dinamika dan adanya perubahan cepat.
2. Rumusan Masalah
  • Apa yang dimaksud dengan manajemen  proyek?
  • Bagaimana perencanaan, penentuan jadwal, dan  pengendalian proyek?
  • Apa saja teknik manajemen proyek?
3. Tujuan Penulisan
  • Untuk mengetahui dan memahami pengertian-pengertian manajemen.
  • Untuk mengetahui bagaimana perencanaan, penentuan jadwal, dan  pengendalian proyek.
  • Memahami teknik manajemen proyek.


BAB 2
PEMBAHASAN

ARTI PENTING MANAJEMEN PROYEK
Manajemen proyek (Project Management) adalah suatu rangkaian aktivitas yang didalamnya terdiri dari kegiatan perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek yang terdiri dari beberapa aktivitas/kegiatan. Manajemen proyek dapat diterapkan pada jenis proyek apapun, dan dipakai secara luas untuk Penyelesaikan proyek yang besar dan kompleks. Fokus utama manajemen proyek adalah pencapaian tujuan akhir proyek dengan segala batasan yang ada, waktu, dan dana yang tersedia. Tujuan utamanya adalah membantu manajemen dalam menyusun penjadwalan (schedule) suatu proyek, menentukan total waktu yang digunakan  dalam menyelesaikan suatu proyek, menentukan aktivitas/kegiatan yang perlu didahulukan, dan menentukan biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu proyek. Semuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus-menerus dengan berjalannya waktu.
Menurut Heizer dan Render (2012:92) Manajemen proyek merupakan suatu pemikiran tentang manajemen yang ditujukan untuk mengelola kegiatan yang berbentuk proyek. Manajemen proyek adalah tantangan yang sulit bagi manajer operasi. Risiko pada manajemen proyek sangat tinggi. Kelebihan biaya dan keterlambatan yang tidak diperlukan terjadi karena penjadwalan dan Pengendalian yang buruk.
Proyek penentuan jadwal bisa menjadi sebuah tantangan yang sulit bagi manajer operasi. Taruhan yang ada dalam manajemen proyek tinggi. Limpahan biaya dan penundaan yang tidak perlu terjadi karena penentuan jadwal yang buruk dan' kendali yang buruk pula. Proyek yang memerlukan waktu berbulanbulan atau bertahuntahun untuk diselesaikan biasanya dikembangkan diluar sistem produksi normal. Organisasi proyek dalam perusahaan dapat disiapkan untuk menangani pekerjaanpekerjaan tersebut dan terkadang dibubarkan ketika proyeknya sudah selesai. Pada kesempatan lainnya, manajer menganggap proyek hanya bagian dari pekerjaan mereka. Manajemen proyek melibatkan tiga fase (lihat Gambar 3.1).
1.       Perencanaan: Fase ini meliputi penyiapan tujuan, penggambaran proyek dan pengorganisasian tim
2.       Penentuan jadwal: Fase ini berkaitan dengan orang, uang, dan pasokan untuk aktivitas-aktivitas tertentu dan mengaitkan aktivitas-aktivitas satu sama lain.
3.       Pengendalian: Di sini perusahaan mengawasi sumber daya, biaya, kualitas, dan anggaran. Hal itu juga mengubah atau mengubah rencana dan memindahkan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan akan waktu dan permintaan biaya.
Kami memulai bab ini dengan gambaran singkat dari fungsi-fungsi ini. Tiga teknik yang populer Untuk memungkinkan manajer merencanakan, menentukan jadwal. dan mengendalikan-grafik Gantt, PERT, dan CPM-juga digambarkan.

PERENCANAAN PROYEK
Proyek bisa digambarkan sebagai serangkaian tugas terkait yang ditujukan terhadap sebuah hasil utama. Dalam beberapa perusahaan sebuah pengorganisasian proyek (project organization) dikembangkan untuk memastikan program yang ada saat ini tetap berlangsung dengan lancar dengan basis harian sementara proyek baru selesai dengan berhasil.
Untuk perusahaan-perumahan dengan berbagai proyek besar, seperti sebuah perusahaan konstruksi, sebuah pengorganisasian proyek merupakan sebuah cara yang efektif melalui penugasan seseorang dari sumber daya fisik yang diperlukan. Hal itu merupakan sebuah , struktur organisasi yang temporer yang didesain untuk mencapai hasil dengan menggunakan . pakar dari seluruh perusahaan.
Pengorganisasian proyek mungkin dapat berguna ketika memenuhi syarat sebagai berikut.
1.       Tugas pekerjaan bisa dijelaskan dengan sebuah tujuan yang spesifik dan tenggat waktu.
2.       Pekerjaan bersifat unik atau tidak umum bagi organisasi yang ada saat ini.
3.       Pekerjaan berisikan tugas.-tugas rumit yang saling terkait yang memerlukan kemampuan khusus.
4.       Proyek bersitat sementara, namun penting bagi organisasi.
5.       Proyek mempersingkat lini di antara organisasi.

MANAJER PROYEK
Sebuah contoh dari sebuah pengorganisasian proyek ditunjukan pada Gambar 3 2. Anggota tim proyek ditugaskan sementara pada sebuah proyek dan melaporkan kepada manajer proyek. Manajer memimpin aktivitas-aktivitas koordinasi proyek dengan departemen lainnya dan melaporkan secara langsung kepada manajemen atas. Manajer proyek memiliki visibilitas yang tinggi dalam sebuah perusahaan dan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa.


                                                                                                                                                                       

Gambar 3.1

                                                                                                                                                                       

 













                                                                                                                                                Gambar 3.2
( 1) semua aktivitas-aktivitas yang diperlukan selesai dalam urutan yang benar dan tepat waktu; (2) proyek sesuai dengan anggaran; (3) proyek memenuhi tujuan terkait kualitas; (4) orang yang ditugaskan pada proyek menerima motivasi, arahan, dan informasi yang diperlukan untuk melakukan pekerjaannya Hal ini berarti bahwa manajer proyek harus menjadi pelatih dan penghubung yang baik, dan mampu untuk mengorganisasi aktivitas-aktivitas dari berbagai disiplin.

Masalah Etis yang Dihadapi dalam Manajemen Proyek Manajer proyek bukan hanya memiliki Visibilitas yang tinggi, tetapi juga menghadapi masalah etis sehari-harinya. Bagaimana tindakan mereka membentuk suatu pedoman perilaku untuk proyek. Manajer proyek terkadang berurusan dengan (1) penawaran hadiah dari kontraktor; (2) tekanan untuk mengubah laporan status untuk menutupi kenyataan penundaan; (3) laporan palsu untuk pembebanan waktu dan pengeluaran; serta (4) tekanan untuk mengompromikan kualitas , agar memperoleh bonus atau menghindari penalti terkait dengan jadwal.
Menggunakan kode etis dari Project Management Institute (www. pmi. org) merupakan salah satu cara mencoba membentuk standar. Kodekode tersebut perlu disandingkan dengan kepemimpinan yang baik dan sebuah budaya organisasi yang kuat, dengan standar dan nilai etik yang melekat.
STRUKTUR PERINCIANAN KERJA
Tim manajemen proyek memulai tugasnya dengan baik sebelum pengeksekusian proyek sehingga sebuah rencana bisa dibuat Salah satu langkah pbrtamanya adalah membuat secara hati-hati tujuan dari proyek, kemudian memerinci proyek tersebut ke dalam bagianbagian yang dapat dikelola. Struktur perincian kerja (work breakdown structure-WES) ini menjelaskan proyek dengan membaginya ke dalam subkomponen utama (atau tugas), yang kemudian dibagi ke dalam komponen yang lebih detail lagi, dan akhirnya ke dalam serangkaian aktivitas serta biaya yang terkait dengannya. Pembagian proyek ke dalam tugas-tugas yang, lebih kecil bisa menjadi sangat sulit, tetapi hal itu penting bagi pengelolaan proyek dan bagi Penentuan jadwal keberhasilan. Persyaratan besar bagi orang, pasokan, dan perlengkapan juga diestimasi dalam fase perencanaan ini.
Struktur perincian kerja umumnya menurun jumlahnya dari alias hingga ke bawah dan . tersusun seperti di bawah ini.
Tingkat
1.       Proyek
2.       Tugas utama dalam proyek
3.       Subtugas dalam tugas utama
4.       Aktivitasaktivitas (atau “paket kerja” ) yang akan diselesaikan
Kerangka hierarkis ini bisa digambarkan dengan pengembangan dari sistem operasi Microsoft Windows 9. Seperti yang kita lihat pada Gambar 3. 3, proyek, menciptakan sebuah sistem baru, diberi label 1.0. Langkah pertama adalah untuk mengidentifikasi tugas utama dalam proyek (tingkat 2). Tiga contohnya adalah desain perangkat lunak (1.1), rencana manajemen biaya (1.2), dan pengujian sistem (1.3). Subtugas utama untuk 1.1adalah pengembangan graphical . user interfaces (GUIs/grafis antarmuka pengguna) ( l. 1.1) dangpenciptaan kesesuaian dengan versi sebelumnya dari Windows (1.1.2). Subtugas utama untuk 1.1.2 adalah aktivitas tingkat 4, seperti menciptakan sebuahtim untuk menangani kesesuaian dengan Windows 7 (1.1.2.1) menciptakan sebuah tim untuk Windows Vista (l. 1. 2. 2), dan menciptakan sebuah tim untuk Windows XP (1. 1.2. 3). Biasanya terdiri atas 4 tingkat.
PENENTUAN JADWAL PROYEK
Penentuan jadwal proyek melibatkan pengurutan dan pembagian waktu ke semua aktivitas proyek Pada tahapan ini, manajer memutuskan berapa lama suatu aktivitas akan memakan waktu dan menghitung sumber daya yang diperlukan pada masing-masing tahapan produksi. Manajer juga akan merencanakan jadwal yang berbeda bagi kebutuhan akan personel berdasarkan pada jenis kemampuan (manajemen, teknik, atau menuangkan beton, misalkan) dan kebutuhan akan bahan material.
Salah satu pendekatan penentuan jadwal yang popular adalah grafik Gantt. Grafik Gantt (Gantt chart) merupakan cara yang murah dalam membantu manajer memastikan bahwa (1) aktivitas direncanakan, (2) urutan kinerja didokumentasikan, '(3) waktu aktivitas diestimasi dan dicatat, dan (4) waktu proyek keseluruhan dikembangkan. Grafik Gantt mudah untuk dipahami. Batang horizontal digambar untuk masing-masing aktivitas proyek sepanjang periode waktu. Ilustrasi dari sebuah layanan rutin dari sebuah pesawat penumpang.

 


                                Gambar 3.3





jet Delta sepanjang persinggahan selama 40 menit menunjukkan bahwa grafik Gantt juga bisa digunakan untuk penentuan jadwal operasi yang bersifat repetisi. Dalam kasus ini, grafik tersebut membantu menunjukkan potensi penundaan.
Pada proyek sederhana, grafik penentuan jadwal seperti ini memungkinkan manajer untuk mengawasi kemajuan dari masing-masing aktivitas dan untuk menemukan Serta mengatasi area permasalahan. Grafik Gantt tidak cukup untuk menggambarkan hubungan timbal balik antara aktivitas dan sumber daya.
PERT dan CPM, teknik jaringan yang banyak digunakan yang akan kita bahas sebentar lagi, memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan hubungan yang lebih diutamakan dan saling kebergantungan dari aktivitas aktivitas. Pada proyek yang rumit, penentuan jadwal di mana hampir selalu dikomputerisasi, PERT dan CPM dengan demikian memiliki kelebihan dibandingkan grafik Gantt yang lebih sederhana. Bahkan pada proyek yang sangat besar, grafik Gantt bisa digunakan sebagai rangkuman status proyek dan melengkapi pendekatan jaringan lainnya.
Sebagai kesimpulan, apa pun pendekatan yang diambil oleh manajer proyek, penentuan jadwal proyek memiliki beberapa tujuan sebagai berikut.
1.       Menunjukan hubungan dari masingmasing aktivitas dengan yang lainnya dan dengan _; ._ keseluruhan proyek.
2.       Mengidentifikasi hubungan yang lebih diutamakan di antara berbagai aktivitas.
3.       Mendorong pengaturan waktu realistik dan estimasi biaya untuk masing-masing aktivitas
4.       Membantu menjadikan lebih baik penggunaan orang, uang, dan sumber daya materi dengan mengidentifikasi kemacetan utama dalam proyek.

PENGENDALIAN PROYEK
Kendali proyek, seperti kendali sistem manajemen lainnya, melibatkan pengawasan yang ketat terhadap sumber daya, biaya, kualitas, dari anggaran. Kendali juga berarti menggunakan sebuah siklus umpan balik (feedback loop) untuk merevisi rencana proyek dan memiliki kemampuan untuk memindahkan sumber daya ke mana pun mereka paling dibutuhkan. Laporan dan grafik PERT/CPM yang terkomputerisasi banyak tersedia saat ini dari begitu banyak perusahaan perangkat lunak yang saling bersaing. Beberapa dari program ini yang terkenal adalah Primavera (oleh Primavera Systems, Inc. ), MacProject (oleh Apple Computer Corp), MindView (oleh Match Ware), HP Project (oleh HewlettPackard), Fast Track (oleh AEC Software), dan Microsoft Project (oleh Microsoft Corp. ), kita akan bahas dalam bab ini.
Program-program ini menghasilkan beragam laporan, termasuk (1) perincian biaya yang detail untuk masing-masing tugas, (2) kurva total program buruh, (3) tabel distribusi biaya, (4) rangkuman biaya dan jam fungsional, (5) peramalan bahan mentah dan pengeluaran, (6) laporan varian, (7) laporan analisis waktu, dan (8) laporan status kerja.
Teknik Manajemen Proyek : PERT dan CPM
PERT merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review Technique (teknik menilai dan meninjau kembali program), sedangkan CPM adalah singkatan dari Critical Path Method (metode jalur kritis).Teknik tinjauan ulang dan evaluasi program  (PERT) merupakan sebuah teknik manajemen proyek yang menggunakan tiga waktu estimasi untuk masing-masing aktivitas,sedangkan Metode jalur kritis (CPM) merupakan teknik manajemen proyek yang hanya menggunakan satu faktor waktu per aktivitas.
Rangka Pikiran PERT dan CPM PERT dan CPM keduanya mengikuti enam langkah dasar: 
1. Mengidentifkasikan proyek dan menyiapkan struktur pecahan kerja, 
2. Membangun hubungan antara kegiatan, memutuskan kegiatan mana yang harus terlebih dahulu dan mana yang mengikuti yang lain, 
3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan, 
4. Menetapkan perkiraan waktu dan/atau biaya untuk tiap kegiatan, 
5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan. Ini yang disebut jalur kritis, 
6. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek. Langkah ke-5, menetukan jalur kritis, adalah bagian utama dalam pengendalian proyek. Kegiatan pada jalur kritis mewakili tugas yang akan menunda keseluruhan proyek, kecuali bila mereka dapat diselesaikan tepat waktu.
 Manajer mempunyai keleluasaan untuk menghitung tugas penting dengan mengidentifikasi kegiatan yang kurang penting dan melakukan perencanaan ulang, penjadwalan ulang, dan pengalokasian ulang sumber daya manusia dan uang.
Teknik penyusunan jaringan kerja yang terdapat pada CPM, sama dengan yang digunakan pada PERT. Perbedaan yang terlihat adalah bahwa PERT menggunakan activity oriented, sedangkan dalam CPM menggunakan event oriented. Pada activity oriented anak-panah menunjukkan activity atau pekerjaan dengan beberapa keterangan aktivitasnya, sedang event oriented pada peristiwalah yang merupakan pokok perhatian dari suatu aktivitas.
Pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM adalah sebagai berikut :
a. PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan aktivitas yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator.
b. Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama serta terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu proyek.
c. Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka biaya proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya.
d. Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil), sedangkan pada CPM tanda panah adalah kegiatan.

Diagram Jaringan dan Pendekatan
Ada dua metode untuk menggambarkan activity network diagram yaitu:
Activity on arrow (AOA), yang mana kegiatan digambarkan pada garis panah (arrow) dalam hal ini node merupakan suatu peristiwa (event).
Activity on node (AON), yang mana kegiatan digambarkan pada node dalam hal ini garis panah (arrow) merupakan hubungan logis antar kegiatan
CONTOH 1
Milwaukee Paper Manufactoring telah lama menangguka biaya untuk memasang perlengkapan pengendalian pencemaran air yang canggih. Akan tetapi ketika dewan direktur mengadopsi suatu kebijakan proaktif yang baru mengenai kesinamungan, tidak hanyak mengotorisasikan anggaran untuk perlengkapan yang sesuai dengan anggaran negara. Akan tetapi juga mengarahkan menajer pabrik, Julie Ann Williams, untuk menyelesaikan pemasangan pada saat pengumuman kebijakan yang besar yaitu pada hari bumi tepatnya 16 minggu yang akan datang dibawah tenggang waktu yang ketat dari bosnya, williams perlu memastikan bahwa pemasangan sistem penyaringan mengalami kemajuan dan tepat pada waktunya.
Sesuai informasi yang ada, kembangkan tabel yang sesuia dnegan aktifitas tersebut.
PENDEKATAN »» Milwaukee Paper mengdentifikasi 8 aktifitas. Ketika proyek dimulai, 2 aktifitas dapat dimulai secara simultan : membangun komponen internal untuk perangkat tersebut (aktifitas A) dan modifikasi yang diperlukan untuk lantai dan atap (aktifitas B). Kontruksi susunan koleksi (C) dapat dimuli saat komponen internal selesai. Penuangan kelantai beton dan pemasangan frame (D) dapat dimulai setela komponen internal diselesaikan dan atap serta lantai telah dimodifikasi.
Setelah itu membangu alat pembakar yang bertemperatur tinggi (E) dan pemasangan sitem pengendalian pencemaran (F). Perangkat pencemaran udara dapat dipasang (G) setelah aktifitas (D) terakhir sistem dapat di inspeksi dan diujikan (H).
SOLUSI »»
Aktivitas
Nama
Kegiatan

Kegiatan yang Mendahului
A.
Pembangunan komponen internal

-
B.
Memodifikasi atap dan lantai

-
C.
Membangun tumpukan pengumpul

A
D.
Menuangkan beton dan memasang rangka

A,B
E.
Membangun pembakar temperatur tinggi

C
F.
Memasang sistem kendali polusi

C
G.
Memasang alat pencegah polusi udara

D,E
H.
Pemeriksaan dan pengujian

F,G
WAWASAN >> Untuk menyelesaikan suatu jaringan,semua pendahulu harus didefinisikan dengan jelas.
LATIHAN PEMBELAJARAN>> Apakah dampak dari aktivitas-aktivitas yang berurutan ini jika persetujuan dari Agensi perlindungan terhadap Lingkungan (EPA) dipersyaratkan setelah menginspeksi dan menguji [Jawaban : Pendahulu yang langsung untuk aktivitas yang baru aka menjadi H,Menginspeksi dan menguji dengan persetujuan EPA sebagai aktivitas yang terakhir.
AKTIVASI PADA CONTOH TITIK SIMPUL
                Pada contoh 1 hanya mendaftarkan pendahulu yang langsung untuk masing-masing aktivitas.Aktivitas A mendahului B,B mendahului C ,C mendahului D dan seterusnya.Faktanya bahwa aktivitas A mendahului E merupakan hal implisit.
                Ketika terdapat banyak aktivitas dalam sebuah proyek dengan kerumitan yang jelas pada hubungan pendahuluan,hal tersebut menjadi sulit bagi individu untuk memahami kompleksitas terhadap bentuk proyek yang hanya berbentuk tabulasi.Sehingga dibuatlah diagram.
CONTOH 2
Data berdasarkan contoh 1
PENDEKATAN >> Dalam grafik AON kita menyatakan setiap aktivitas dengan sebuah node(titik simpul).Garis atau anak panah,yang mewakili hubungan yang didahulukan diantara aktivitas yang ada.
SOLUSI >> Dalam contoh ,aktivitas A dan B tidak memiliki pendahulu.Kemudian menggambarkan titik simpul yang terpisah untuk masing-masing aktivitas.Oleh karena itu perlu memasukkan aktivitas tiruan yang dinamakan permulaan pada 0 waktu serta sumber daya.
 





                                Tanda panah dari aktivitas permulaan menuju aktivitas A mengindikasikan bahwa permulaan adalah pendahuluan bagi aktivitas A.Dengan cara yang sama,kita akan menggambarkan tanda panah dari permulaan menuju ke B.
                                                                              Aktivitas A mendahului aktivitas C




Oval: A
Oval: B
 







                                                                              Aktivitas A dan B mendahului aktivitas C
Oval: FJaringan proyek AON yang lengkap bagi proyek Milwaukee Paper Manufacturing
Oval: A Oval: C
Oval: B
Oval: D
 








Tanda panah menunjukkan hubungan pendahuluan.

CONTOH AKTIVITAS PADA TANDA PANAH
CONTOH 3 :
Data berdasarkan tabel contoh 1.
Aktivitas A mulai pada peristiwa 1 dan berakhir pada peristiwa 2.Demikian juga aktivitas B mulai dari peristiwa 1 berakhir pada peristiwa 3.Aktivitas C,dimana sebelumnya adalah A ,berawal dari titik simpul 2 dan berakhir pada titik simpul 4.Namun aktivitas D memiliki dua pendahulu.Dengan demikian diperlukan aktivitas A dan B berakhir pada peristiwa 3,sehingga aktivitas D bisa dimulai dari peristiwa itu.Dengan cara menambahkan garis tiruan sebagai sebuah garis pisah.
Oval: 7
Oval: 5
 












1-2 A.Membangun komponen internal
1-3 B.Memodifikasi atap/lantai
2-3 Aktivitas tiruan
2-4 C.Membuat tumpukan
3-5 D Menuangkan beton/memasang kerangka
4-5 F Memasang pengendali
5-6 G Memasang perangkat polusi
6-7 H Pemeriksaan/pengujian

Aktivitas tiruan adalah hal yang umum dalam jaringan AOA .Mereka tidak benar-benar ad dalam proyek dan tidak memakan waktu.
Kasus Manajemen Proyek
A.      “Milwaukee Paper Manufacturing, Inc.Pemasangan Peralatan Pengendalian Polusi Udara ”
Aktivitas
Nama
Kegiatan
Waktu
(Minggu)
Kegiatan yang Mendahului
A.
Pembangunan komponen internal
2
-
B.
Memodifikasi atap dan lantai
3
-
C.
Membangun tumpukan pengumpul
2
A
D.
Menuangkan beton dan memasang rangka
4
A,B
E.
Membangun pembakar temperatur tinggi
4
C
F.
Memasang sistem kendali polusi
3
C
G.
Memasang alat pencegah polusi udara
5
D,E
H.
Pemeriksaan dan pengujian
2
F,G
Waktu total (minggu)
25


Menghitung waktu mulai paling awal dan selesai paling awal untuk Milwaukee Paper
Karena aktivitas mulai tidak mempunyai pendahulu, kita mulai dengan menetapkan ES sebagai 0.artinya, aktivitas mulai dapat dimulai pada akhir minggu 0 yang sama dengan awal minggu 1. jika aktivitas mulai mempunyai ES=0, maka EF juga 0 karena waktu aktivitas 0.
Aktivitas A dan B, keduanya hanya mempunyai mulai sebagai pendahulu langsungnya. Dengan menggunakan aturan waktu mulai paling awal, ES untuk kedua aktivitas A dan B sama dengan 0, yaitu EF dari aktivitas mulai. Sekarang, menggunakan aturan waktu selesai paling awal, EF untuk A adalah 2(=0+2) dan B adalah 3(=0+3).
Karena aktivitas A mendahului aktivitas C, ES dari C sama dengan EF dari A(=2). Jadi, EF dari C adalah 4(=2+2).
Aktivitas D, dimana A dan B adalah pendahulu langsungnya. Aktivitas A mempunyai EF=2 dan B mempunyai EF=3. dengan menggunakan aturan waktu selesai paling awal,
ES dari D = Max (EF dari A, EF dari B) = Max (2, 3) = 3.
EF dari D sama dengan 7(= 3 + 4). Selanjutnya sama

Menghitung waktu mulai paling lambat dan selesai paling lambat untuk Milwaukee Paper
            Dimulai dengan menetapkan nilai LF adalah 15 minggu pada aktivitas H. Artinya, menentukan waktu selesai paling lambat untuk keseluruhan proyek sama dengan waktu selesai paling awal. Dengan menggunakan aturan waktu mulai paling lambat, LS dari aktivitas H sama dengan 13(=15-2).
            Karena aktivitas H adalah satu-satunya aktivitas penerus bagi kedua aktivitas F dan G maka LFnya sama dengan 13. Jadi, LS dari G adalah 8(=13-5) dan LS dari F adalah 10(=13-3).
            Dan seterusnya hingga pada aktivitas C yang merupakan pendahulu langsung dari dua aktivitas E dan F. Dengan menggunakan aturan waktu selesai paling lambat,
LF dari C = Min (LS dari E, LS dari F) = Min (4, 10) = 4
LS dari C adalah 2(=4-2). Pada akhirnya. LF dan LS dari aktivitas mulai sama dengan 0
Waktu Longgar dan Jalur Kritis
Jalur aktivitas
ES
EF
LS
LF
Pada
LS - ES
Jalur Kritis
A
0
2
0
2
0
Ya
B
0
3
1
4
1
Tidak
C
2
4
2
4
0
Ya
D
3
7
4
8
1
Tidak
E
4
8
4
8
0
Ya
F
4
7
10
13
6
Tidak
G
8
13
8
13
0
Ya
H
13
15
13
15
0
Ya

Perkiraan Waktu (dalam minggu) untuk proyek Milwaukee Paper
Aktivitas
Optimistis
(a)
Realistis
(m)
Pesimistis
(b)
Waktu yang Diperkirakan
t=(a+4m+b)/6
Variansi
[(b-a)/6]2
A
1
2
3
2
0.11
B
2
3
4
3
0.11
C
1
2
3
2
0.11
D
2
4
6
4
0.44
E
1
4
7
4
1.00
F
1
2
9
3
1.78
G
3
4
11
5
1.78
H
1
2
3
2
0.11

Probabilitas Penyelesaian Proyek
Menghitung Variansi dan Standart Deviasi proyek
Kita dapatkan variansi untuk semua aktivitas pada jalur kritis.
Variansi proyek (2p) = 0.11 + 0.11 + 1.00 + 1.78 + 0.11 = 3.11
Yang berakibat pada:
Standar deviasi proyek (p) =  =  = 1.76 minggu

Probabilitas penyelesaian proyek tepat waktu
Jika proyek akan diselesaikan pada waktunya atau sebelum batas waktu 16 minggu.
Z = ( batas waktu – waktu penyelesaian yg diperkirakan) / p
 = ( 16 – 15) / 1.76 minggu
    = 0.57
Z adalah jumlah standar deviasi batas waktu atau waktu sasaran yang berada di antara rerata atau waktu yang diperkirakan. Jadi, didapatkan probabilitas 0.7157. Artinya, terdapat probabilitas 71.57% peralatan pengendali polusi dapat dipasang dalam waktu 16 minggu atau kurang dari itu.
Probabilitas untuk berbagai waktu penyelesaian
Jika perusahaannya memiliki probabilitas 99% menyelesaikan proyek tepat pada waktunya.
Batas Waktu = Waktu penyelesaian yg diperkirakan + (Z x p)
                       = 15 + ( 2.33 x 1.76 )
                       = 19.1 minggu               99% bahwa proyek dapat selesai tepat waktu.

Menentukan Jadwal Proyek
Menentukan jadwal proyek adalah langkah selanjutnyasetelah jaringan proyek telah digambarkan untuk menunjukkan semua aktivitas dan hubungan diantaranya. Kita perlu mengidentifikasi waktu awal dan akhir yang direncanakan untuk masing-masing aktivitas. Jika ada beberapa aktivitas perusahaan diindikasikan selesai dalam 25minggu tetapi karena beberapa aktivitas dapat dilakukan secara bersamaan, maka penyelesaian proyek mungkin dapat dilakukan dengan waktu kurang dari 25 minggu dengan menggunakan analisis jalur kritis(critical path analysis) untuk jaringan.
Untuk menghitung jalur kritis kita menghitung dua waktu awal dan akhir untuk setiap masing-masing aktivitas sbb:
Permulaan paling awal (earliest start- ES)
Penyelesaian paling awal (earliest finish – EF)
Permulaan paling akhir (latest start – LS)
Penyelesaian paling akhir (latest finish – LF)
Kita menggunakan proses two-pass(lintas dua arah) untuk menetukan jadwal waktu dari masiing-masing aktivitas
LINTAS DEPAN (FORWARD PASS)
Untuk menunjukkan secara jelas jadwal aktivitas pada jaringan proyek notasinya sbb:

Peraturan Waktu Mulai Paling Awal
Jika sebuah aktivitas hanya memiliki aktivitas pendahulu terdekat tunggal, ES = EF dari aktivitas pendahulunya
Jika sebuah aktivitas memiliki banyak aktivitas pendahulu terdekat tunggal, ES merupakan nilai maksimal dari semua nilai EF dari aktivitas sebelumnya:
ES = maksimal {EF dari semua pendahulu terdekat} (3-1)
Peraturan Waktu Selesai Paling Awal
EF = ES + waktu aktivitas (3-2)



LINTAS BELAKANG
Seperti halnya lintas depan dimulai dengan aktivitas pertama dalam proyek, limtas belakang (backward pass) dimulai dengan aktivitas terakhir dalam proyek. Untuk masing-masing aktivitas, kita pertama menentukan nilai LF-nya, diikuti dengan nilai LS. Dua peraturan berikut digunakan dalam proses ini.
Peraturan Waktu Selesai Paling Telat, peratura ini juga berdasarkan pada fakta bahwa sebelum sebuah aktivitas bisa dimulai, semua aktivitas sebelumnya harus diselesaikan terlebih dahulu.
·         Jika sebuah aktivitas merupakan sebuah aktivitas pendahulu terdekat untuk hanya satu aktivitas, nilai LF-nya sama dengan nilai LS dari aktivitas yang mengikuti setelahnya.
·         Jika sebuah aktivitas merupakan sebuah aktivitas pendahulu terdekat bagi lebih dari satu aktivitas, nilai LF-nya merupakan nilai minimal dari semua nilai LS dari semua aktivitas yang mengikuti selesai setelahnya. Yakni:

LF = Minimal {LS dari semua aktivitas yang mengikuti setelahnya}

Peraturan Waktu Mulai Paling Lambat, Waktu mulai yang paling lambat (LS) dari sebuah aktivitas merupakan perbedaan waktu selesai paling lambat (LF) dan waktu aktivitasnya. Yakni:

LS = LF-Waktu Aktivitas





MENGHITUNG WAKTU PERPANJANGAN DAN MENGIDENTIFIKASI JALUR KRITIS

Setelah kita menghitung waktu paling awal dan paling telat untuk semua aktivitas, mudah untuk menemukan jumlah dari waktu perpanjangan (slack time) yang dimiliki dari masing-masing aktivitas. Waktu perpanjangan merupakan suatu rentang waktu sebuah aktivitas bisa ditunda tanpa menunda keseluruhan proyek. Secara matemastis adalah:

Waktu Perpanjangan = LS-ES      atau                       Waktu Perpanjangan = LF-EF

Aktivitas dengan waktu perpanjangan nol disebut dengan aktivitas kritis dan dkatakan berada pada jalur kritis. Jalur kritis merupakan sebuah jalur terus-menerus melalui jaringan proyek di mana memenuhi syarat sebagai berikut:
·         Dimulai pada aktivitas pertama dalam proyek (“Mulai” pada contoh kita)
·         Berakhir pada aktivitas terakhir dalam proyek (H dalam contoh kita)
·         Termasuk hanya aktivitas kritis (misalkan, aktivitas dengan tanpa adanya waktu perpanjangan)
Waktu Perpanjangan Total, lihat kembali pada jaringan proyek dalam lapisan Atas 3 dari gambar 3.10. Pertimbangkan aktivitas B dan D, yang memiliki perpanjangan 1 minggu masing-masing. Apakah hal itu berarti kita bisa  menunda masing-masing aktivitas selama 1 minggu, dan masih menyelesaikan proyek dalam waktu 15 minggu? Jawabannya adalah tidak.
Mari kita asumsikan bahwa aktivitas B ditunda selam 1 minggu. Aktivitas tersebut telah  menggunkan waktu perpanjangn selama 1 minggu dan sekarang memiliki sebuah EF dengan nilai 4. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas D sekarang memiliki ES dengan nilai 4 dan EF dengan nilai 8. Perhatikan bahwa ini juga merupakan nilai LS dan LF-nya, secara berturut-turut. Yakni, adalah aktivitas D juga tidak memiliki waktu perpanjangan sekarang. Hal yang ujtama, waktu perpanjangan selama 1 minggu yang dimiliki aktivitas B dan D untuk lintasan tersebut dibagi di antara mereka. Menunda masing-masing aktivitas selama 1 minggu menyebabkan bukan hanya aktivitas tersebut, tetapi juga aktivitas lainnya, untuk kehilangan waktu perpanjangannya. Jenis waktu perpanjangan ini disebut dengan total waktu perpanjangan.
Variabilitas dalam Waktu Aktivitas
Sejauh ini dalam mengidentifikasi semua waktu paling awal dan paling lambat dan jalur kritis yang terkait, kita telah mengadopsi pendekatan CPM dengan mengasumsikan bahwa semua waktu aktivitas diketahui dan merupakan konstanta tetap. Yaitu tidak terdapat keragaman dalam waktu aktivitas. Namun, dalam praktiknya, besar kemmungkinan bahwa waktu penyelesaian aktivitas beragam bergantung pada berbagai faktor.
Misalkan, membangun komponen internal (aktivitas A) untuk Milwaukee Paper Manufacturing diperkirakan selesai dalam 2 minggu. Jelas sekali, masalah rantai pasokan seperti keterlambatan kedantangan dari bahan material, ketidakhadiran dari personel utama dan lain sebagainya bisa menunda aktivitas ini. Misalkan, aktivitas A ternyata memerlukan waktu 3 minggu. Karena A berada pada jalur kritis, keseluruhan proyek sekarang akan ditunda selama 1 minggu hingga 16 minggu. Jika kita sudah mengantisipasi penyelesaian dari proyek ini dalam 15 minggu, jelas sekali kita akan melewatkan tenggat waktu Hari Bumi.
Walaupun beberapa aktivitas mungkin kurang memiliki kecenderungan untuk tertunnda, lainnya mungkin lebih berpotensi terhadap penundaan. Misalkan, aktivitas B (memodifikasi stap dan lantai) bisa jadi sangat bergantung pada kondisi cuaca. Kondisi cuaca yang buruk bisa secara signifikan mempengaruhi waktu penyelesaian.
Hal ini berarti kita tidak dapat mengabaikan dampak dari keragaman dalam waktu aktivitas ketika menentukan jadwal untuk sebuah proyek. PERT mengatasi masalah ini.
Tiga Estimasi Waktu dalam PERT
Dalam PERT, kita menggunakan distribusi probabilitas berdasarkan pada tiga estimasi waktu untuk masing-masing aktivitas sebagai berikut.
Waktu Optimis (optimistic time) (a) = waktu yang akan diambil oleh suatu aktivitas jika segala sesuatunya berjalan sesuai dengan rencana. Dalam mengestimasi nilai ini, hanya ada probabilitas kecil (misalkan, 1/100) di mana waktu aktivitas <a.
Waktu pesimis (pesimistic time) (b) = waktu yang akan diambil oleh suatu aktivitas dengan mengasumsikan kondisi yang kurang menguntungkan. Dalam, mengestimasi nilai ini, hanya ada sebuah probabilitas kecil (juga 1/100) di mana waktu aktivitas adalah >b.
Waktu yang paling mungkin (most likely time) (m) = estimasi waktu yang paling realistik yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah aktivitas.
Distribusi kontinu seringkali sesuai untuk menentukan nilai yang diharapkan dan varian bagi waktu penyelesaian aktivitas.
Untuk menentukan waktu aktivitas yang diharapkan, t, distribusi beta menimbang tiga estimasi waktu sebagai berikut.
                                t = (a + 4m + b)/6
Yaitu, waktu yang paling mungkin (m) diberikan bobot empat kali seperti halnya waktu optimis (a) dan waktu pesimis (b). Estimasi waktu t yang dihitung menggunakan persamaan (3-6) untuk masing-masing aktivitas digunakan dalam jaringan proyek untuk menghitung semua waktu yang paling awal dan paling lambat.
Untuk menghitung penyebaran atau varian dari waktu penyelesaian aktivitas, kita menggunakan formula:
                                                Varian =  
Probabilitas Penyelesaian Proyek
Analisis jalur kritis membantu kita menentukan bahwa penyelesaian proyek yang diharapkan Milwaukee Paper adalah 15 minggu. Namun, Julia Ann Williams mengetahui bahwa terdapat variasi yang signifikan dalam estimasi waktu bagi beberapa aktivitas. Variasi dalam aktivitas-aktivitas yang berada pada jalur kritis bisa mempengaruhi keseluruhan waktu penyelesaian proyek, kemungkinan menundanya. Ini merupakan kejadian yang sangat membuat khawatir manajer pabrik.
PERT menggunakan varian dari aktivitas-aktivitas jalur kritis untuk membantu menentukan varian dari keseluruhan proyek. Varian proyek dihitung dengan menjumlahkan varian dari aktivitas-aktivitas kritis.
Untuk membantu menjawab pertanyaan terkait probabilitas dari menyelesaikan proyek tepat waktu, PERT membuat 2 asumsi: (1) total waktu penyelesaian proyek mengikuti sebuah distribusi probabilitas normal, dan (2) waktu aktivitas secara stastistik independen. Dengan asumsi ini, kurva normal berbentuk lonceng yang ditunjukkan pada gambar bisa digunakan untuk mewakili tanggal penyelesaian proyek. Kurva normal ini menunjukkan bahwa terdapat sebesar 50% kemungkinan bahwa waktu penyelesaian proyek produsen kurang dari 15 minggu dan sebessar 50% kemungkinan bahwa akan terselesaikan lenih dari 15 minggu.
TRADE-Off dan MEMPERSINGKAT BIAYA WAKTU PROYEK
Tugas lain dari manajemen proyek adalah berhadapan dengan waktu berikut : 1.) proyek berada di belakang jadwal yang di tentukan  2.) waktu penyelesaian proyek di majukan. Sebab adanya hal tersebut, maka aktivitas-aktivitas yang ada perlu di percepat (biasanya dengan menambahkan sumber daya) untuk menyelesaikan proyek dengan target waktu yang diinginkan. Proses memperpendek durasi dengan cara yang paling murah di sebut dengan mempersingkat (crashing) proyek.
Crash time adalahdurasi yang paling pendek yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah aktivitas. Sedangkan Crash cost (memperkecil biaya) dari aktivitas. Biasanya kita bisa mempersingkat sebuah aktivitas dengan menambahkan sumber daya ekstra seperti perlengkapan dan manusia ke dalam aktivitas tersebut. Dengan demikian adalah logis untuk memperkecil biaya dari sebuah aktivitas menjadi lebih tinggi dibandingkan biaya normal.
Biaya crashing atau mempersingkat sebuah aktivitas bergantung pada sifat dan aktivitasnya. Manajer biasanya tertarik dengan mempercepat sebuah proyek dengan biaya tambahan yang paling murah. Oleh karena itu, ketika memilih aktivitas mana yang akan dipercepat, dan seberapa banyak, kita perlu memperhatikan hal-hal berikut :
1.       Jumlah dimana sebuah aktivitas dipercepat itu dimungkinkan.
2.       Jika dilakukan, durasi aktivitas yang diperpendek akan memungkinkan kita untuk menyelesaikan proyek sesuai target.
3.       Biaya total dari mempersingkat sebuah proyek semurah mungkin.
Empat langkah dalam mempersingkat proyek :
1.       Mengitung biaya singkat per minggu (atau periode waktu lainnya) untuk masing-masing aktivitas dalam jaringan kerja. Jika biaya singkat adalah sejajar sepanjang waktu, formula tersebut bisa digunakan.
Biaya singkat per periode
2.       Menggunakan waktu aktivitas saat ini,temukan jalur kritis dalam jaringan proyek. Identifikasi aktivitas-aktivitas kritis.
3.       Jika terdapat satu jalur kritis,kemudian pilih aktivitas pad jalur kritis ini yang ; a) masih bisa dipersingkat (crashing) dan (b) memiliki biaya singkat perperiode yang paling kecil. Mempersingkat aktivitas ini selama satu periode.
jika terdapat lebih dari satu jalur kritis, kemudia pilih salah satu aktivitas dari masing-masing jalur kritis dimana ; (a) masing-masing aktivitas yang dipilih masih bisa dipercepat dan (b) total biaya singkat perperiode dari semua aktivitas yang dipilih merupakan yang paling kecil. Mempersingkat masing-masing aktivitas satu periode. Perhatikan bahwa aktivitas yang sam mungkin umum bagi lebih dari satu jalur kritis.
4.       Perbarui semua waktu aktivitas. Jika tenggang waktu yang diinginkan telah tercapai, berhenti. Jika tidak. Kembali ke langkah 2.

contoh
MEMPERSINGKAT PROYEK UNTUK MEMENUHI SEBUAH TENGGANG WAKTU DI MILWAUKEE PAPER
Misalkan, manajer pabrik di Milwaukee Paper Manufacturing telh diberikan waktu hanya 13 minggu (bukan 16 minggu) untuk memasang pelengkapan pengendali polusi yang baru. Panjang jalur kritis Julie Ann W adalah 15 minggu. Dia harus menyelesaikan dengan 13 minggu.









Untuk mempersingkat proyek hingga menjadi 13 minggu, william seharusnya mempersingkat aktivitas A selama 1 minggu dan aktivitas G selama 1 minggu. Total biaya tambahan adalah senilai $2.250 (=$750 + $ 1.500). Hal ini penting karena banyak kontrak untuk proyek yang menyertakan bonus atau penalti untuk yang lebih awal atau lambat.




BAB 3
KESIMPULAN


Kesimpulan
Semakin maju peradaban manusia, semakin cangih dan kompleks proyek yang dikerjakan dengan melibatkan pengguna sumberdaya dalam bentuk tenaga manusia, material dan dana yang jumlahnya bertambah besar. Diiringi pula dengan semakin ketat kompetisi penyelenggaraan proyek untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga dibutuhkan cara pengelolaan, metoda serta teknik yang paling baik sehingga pengunaan sumber daya benar-benar efektif dan efisien sehingga dibutuhkan manajemen proyek. Dengan kata lain manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari pendekatan penggelolaan yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek, suatu kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan kegiatan operasional rutin. Manajemen Proyek berbeda dengan manajemen klaisik yang berhasil menggelola kegiatan operasional. Hal ini karena beberapa prilaku proyek yang penuh dinamika dan adanya perubahan cepat.
PERT,CPM dan teknik penjadwalan lain telah terbukti sangat berharga dalam mengendalikan proyek yang besar dan kompleks. Suatu variasi yang luas dari paket perangkat lunak untuk membantu para manajer menangani permasalahan model jaringan juga telah tersedia untuk digunakan di komputer besar maupun kecil.
Manajemen royek yang baik memungkinkan perusahaan untuk secara efisien menciptakan produk dan jasa untuk pasar global dan merespons secara efektif terhadap kompetensi global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar